PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pekerjaan pembangunan ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang sepanjang 254,8 kilometer terus dikebut secara bertahap. Dari 6 seksi ruas jalan tol ini, terdapat 3 seksi prioritas yang dikerjakan, bahkan ada yang sudah tuntas hampir 100 persen sebagai bagian memperlancar konektivitas antar dua provinsi, yakni Riau dan Sumatera Barat.
Pihak PT Hutama Karya (Persero) selaku pelaksana pekerjaan tol ini yang ditugaskan oleh pemerintah, selalu pengembang proyek berkolaborasi bersama PT HK Infrastruktur (HKI) dan PT Wijaya Karya (Persero), Tbk (Wika) selaku kontraktor utama untuk seksi prioritas yang masuk dalam tahap I pembangunan.
Dimana HKI bertanggung jawab untuk konstruksi di Seksi Pekanbaru–Bangkinang (40 km) dan Seksi Sicincin–Padang (36 km) sedangkan Wika bertanggung jawab di Seksi Bangkinang–Pangkalan (25 km).
Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro mengatakan hingga saat ini proses konstruksi di Jalan Tol Pekanbaru–Padang yang terbagi atas 6 seksi berjalan cukup baik terutama untuk 3 seksi prioritas.
“Untuk ruas Pekanbaru–Padang, saat ini kami fokus pada 3 seksi prioritas dengan progres konstruksi cukup signifikan yakni Seksi 6 Pekanbaru-Bangkinang yang sudah mencapai 83 persen dimana untuk Km 9 sampai Km 40 sudah selesai 100 persen dan telah dilakukan Uji Laik Fungsi Jalan Tol oleh BPJT dan pihak terkait lainnya," beber Koentjoro dalam keterangan resmi yang diterima Riaupos.co, Senin (5/9/2022).
Kemudian, lebih lanjut dijelaskannya perihal seksi prioritas lainnya, adalah Seksi 5 Bangkinang-Pangkalan dengan progress 60 persen, dan Seksi 1 Padang–Sicincin mencapai 45 persen.
"Sedangkan sisa ruas tol lainnya yakni Seksi 4 Pangkalan–Payakumbuh (58km), Seksi 3 Payakumbuh–Bukittinggi (34 km), dan Seksi 2 Bukittinggi–Sicincin (38km) masih dalam tahap perencanaan,” terang Koentjoro.
Di samping proses konstruksi, pembebasan lahan juga berjalan cukup baik utamanya pada ruas tol Pekanbaru–Bangkinang. Meski demikian, Hutama Karya tidak memungkiri bahwa perusahaan kerap dihadapkan oleh kendala di lapangan dimana pembebasan lahan di wilayah Sumatra Barat masih menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan hingga saat ini.
“Di ruas tol Padang–Sicincin, dengan kendala lahan yang sempat dihadapi, perusahaan hanya dapat mengebut konstruksi tol sesuai dengan lahan yang telah dibebaskan. Namun seiring berjalannya waktu dan dukungan dari berbagai stakeholder setempat, kami dapat kembali on track dalam menyelesaikan target pembangunan. Kami mengapresiasi seluruh koordinasi yang baik antar pihak sehingga diharapkan pembangunan Tol Pekanbaru-Padang ini dapat berjalan lancar dan kembali berjalan sesuai target yang telah ditentukan,” terang Koentjoro.
Kehadiran Tol Pekanbaru–Padang, lebih lanjut kata HK, nantinya akan membawa manfaat positif bagi perekonomian dan pariwisata kedua wilayah setempat. Tol ini pun nantinya akan memangkas waktu tempuh perjalanan dari Padang ke Pekanbaru dari 9 jam via jalan arteri menjadi kurang lebih 3 jam via jalan tol dengan kecepatan rerata 80 Km/jam. Tak hanya memangkas waktu perjalanan, jalan tol ini akan membuka konektivitas antar-wilayah dalam rangka memperlancar distribusi logistik. Selain itu juga, tol ini akan menghubungkan dua pelabuhan laut yang berada di Padang dan Dumai, Riau serta akan mengefisienkan mobilitas orang dan barang.
Laporan: Eka G Putra (Pekanbaru)
Editor: Edwir Sulaiman