"Angkasa Pura II BIM akan melakukan pembenahan. Nanti pintu keberangkatan yang saat ini jadi pintu kedatangan penumpang pesawat. Lalu pintu keberangkatan berada dekat dengan Stasiun KA Minangkabau Ekspres," bebernya.
Irwan Prayitno berharap, masyarakat benar-benar memanfaatkan keberadaan kereta menuju bandara. Sebab lebih cepat, hemat, dan efektif.
Untuk menarik minat masyarakat, Dinas Perhubungan Sumbar bersama dengan PT KAI selaku operator kereta menetapkan tarif promosi sebesar Rp10 ribu per sekali perjalanan, dari Simpang Haru menuju BIM. Tarif ini sebetulnya lebih rendah dari ketetapan awal yakni Rp20 ribu untuk sekali perjalanan. Menurutnya, subsidi diberikan bagi pengguna KA Minangkabau Ekspres untuk menyedot animo konsumen.
Nantinya, kereta yang bisa menempuh jarak 22 km antara Padang-BIM hanya dalam waktu 30 menit ini akan berhenti di dua titik lainnya, yakni Stasiun Tabing dan Stasiun Duku. "KAI dan Angkasa Pura sudah mengatur 5 kali jadwal pulang-pergi. Jamnya sudah diatur, melihat jam-jam sibuk penerbangan," jelas Gubernur dua periode itu.
Sementara itu, Kepala PT KAI Divre II Sumbar, Yuherman menjelaskan, layanan kereta api menuju BIM nantinya, tidak saja diperuntukkan bagi penumpang KA Minangkabau Ekspres dari stasiun Simpang Haru Padang. Penumpang kereta api dari Pariaman dan Kayu Tanam, bisa juga diarahkan masuk ke BIM, melalui transit ke stasiun Duku.
"Untuk jadwal KA Minangkabau Ekspres, pasti kita sesuaikan dengan jadwal kedatangan ataupun keberangkatan pesawat," ungkap Yuherman.
Selain itu, tambah Yuherman, agar layanan interkoneksi moda transportasi ini benar-benar dirasakan masyarakat, kedepan PT KAI juga akan membuka loket check inpenerbangan di stasiun kereta api yang dilalui KA Minangkabau Ekspres.
"Kalau penumpang pesawat sudah check in di stasiun, mereka tak perlu lagi mengantri atau terburu-buru," katanya. Kereta api Minangkabau Ekspres dominasi warna hijau dan putih. Kereta buatan Korea Selatan ini terdiri dari 4 rangkaian kereta, dengan daya tampung penumpang mencapai 393 orang.(rcc)
Sumber: JPC
Editor: Fopin A Sinaga