"Dilihatnya lemarinya terbuka dan ada emasnya yang hilang dari dalam lemari itu. Waktu itu adiknya ini (pelaku) sedang tidur di kamarnya. Kalau adiknya ini sebenarnya bukan gila, bisanya internetan setiap hari, tapi agak stres. Dibangunkannya untuk menanyakan soal kehilangan itu,” bebernya.
Mungkin karena pelaku tak senang dengan sikap abangnya tersebut yang seolah menuduhnya sebagai pencuri, lantas beranjak dari tempat tidurnya dan langsung melayangkan pukulan kepada korban.
Melihat kondisi mulai mengancam, korban lantas menyuruh istrinya untuk segera menyelamatkan diri, pergi dari rumah itu. Tak berapa lama kemudian, tiba-tiba saja, pelaku menghujamkan samurainya yang diduga diambil dari dalam kamarnya ke perut korban sebelah kiri. "Pertama dipukulnya abangnya itu. Waktu perkelahian itu, sempatnya disuruhnya istrinya untuk menyelamatkan diri. Lalu pelaku datang dan menikam korban dengan samurainya. Memang korban ini punya samurai,” tuturnya.
Tak sampai di situ, masih kata dia, dengan kondisi berlumuran darah korban berusaha meminta pertolongan dengan berjalan dari dalam rumah hingga akhirnya terkapar dengan kondisi telungkup di teras rumahnya.
Warga yang melihat tidak berani mengambil resiko menolong korban, mereka takut karena melihat pelaku keluar dari dalam rumah dan mencabut samurai yang masih menempel di perut korban. "Diayun-ayunkannya samurai itu setelah dicabutnya dari perut abangnya itu. Kami yang melihatpun takut dan berusaha menjauh seaman mungkin,” katanya. Yang membuat warga yakin kalau pelaku mengalami gangguan jiwa, saat pelaku berulang kali memeluk dan mencium korban yang sudah terkapar di teras rumahnya.
“Ada kurasa 2 kali dia keluar masuk dari dalam rumah itu. Diciumnya, dipeluknya abangnya itu, seperti menyesali perbuatannya. Maksudnya, kalau dia sadar pasti tak begitu," tukasnya.