TAPANULI TENGAH (RIAUPOS.CO) - Tragis, baru saja sepekan menikah, naun  Ewin Sihombing (32) harus meninggalkan istri tercintanya, Kristina Siahaan untuk selama-lamanya. Ewin meregang nyawa, terkapar bersimbah darah di teras rumah peninggalan orangtuanya, di Kelurahan Hutabalang, Kecamatan Badiri, Tapanuli Tengah, setelah sebilah benda tajam menusuk perutnya, Ahad (13/3/2016).

Nyawa Ewin tak tertolong lagi karena ditikam adik kandungnya Elimar Sihombing (28). Menurut salah seorang warga yang ditemui di rumah duka menceritakan sekilas kronologis kejadian. Katanya, malam sebelum kejadian, korban dan istrinya Kristina Siahaan menginap di rumah mertuanya di daerah Pinangsori.

Pasangan ini baru saja menikah, seminggu lalu. Selama ini, korban yang bekerja sebagai guru di salah satu SMPN 1 di daerah Lumutn tersebut tinggal serumah bersama pelaku di rumah peninggalan orangtua mereka di Hutabalang (lokasi kejadian).

“Baru seminggu yang lalu ini menikah. Kerjanya guru di SMP N 1 di Lumut sana. Tadi malam memang mereka tak tinggal di rumah ini, menginap di rumah mertuanya (korban),” kata pria yang tak ingin namanya disebutkan di rumah duka.

Karena telah menikah, korban pun ingin pindah dari rumah tersebut untuk membangun bahtera rumah tangga dengan wanita yang dikasihinya. Paginya, Ahad (13/3/2016) sekitar pukul 07.30 WIB, korban dan istrinya datang dengan sebuah mobil pick up untuk mengangkut semua barang-barangnya dari rumah peninggalan orangtuanya tersebut.

“Korban dan istrinya datang kira-kira pukul 07.30 WIB, masih pagi kali. Sekitar 10 menit kemudian, datanglah pick up mengangkati barang-barangnya dari rumah itu,” terangnya.

Kejadian naas terjadi saat korban masuk kamarnya dan melihat pintu lemari pakaiannya terbuka. Sementara, istrinya sedang beres-beres di dapur. Saat itu korban melihat ada emasnya yang hilang dari dalam lemari. Merasa tak senang dengan kehilangan itu, korbanpun mencoba menanyakannya kepada pelaku yang saat itu masih tertidur pulas di kamarnya, letaknya bersebelahan dengan kamar korban.