“Rasa cemas pasti ada, namun tetap waspada saja. apabila terjadi gempa jangan sampai kehilangan akal pergi ke tempat yang lebih aman,” kata Andini, salah satu orang tua siswa.
Sedangkan Dian (32), warga Nanggalo yang anaknya sekolah di Jalan Diponegoro terpaksa diliburkan. Dia beralasan takut apabila terjadi gempa susulan. “Untuk sementara anak saya libur dulu karena saya masih trauma dan takut gempa susulan,” ujarnya.
Kepala TK Adyaksa, Sunesti mengatakan, kemarin anak-anak yang hadir di sekolah hanya 50persen. Jika terjadi gempa sekolah menyediakan shelter. Dia selalu memberikan edukasi kepada Murid-muridnya tentang gempa. ”Kalau terjadi gempa, saya selalu mengatakan kepada anak-anak agar mengucapkan kalimat-kalimat Allah dan berkumpul di lapangan upacara kemudian lari ke tempat yang aman yaitu ke shelter sekolah,” pungkasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Habibul Fuadi mengatakan, apabila ada anak yang tidak hadir ke sekolah karena ikut orang tuanya untuk mengungsi akibat gempa, pihaknya memberikan toleransi hanya sekedar satu atau dua hari. “Kita tidak meliburkan siswa. Artinya, sekolah tetap berjalan normal karena gempa itu kan tidak terus menerus, kita kan ada SOP bangaimana menghadapi bencana,” katanya.
Kepada orang tua mengikuti informasi resmi dari RRI dan media yang ada supaya jangan terlalu panik karena gempa tersebut akan terjadi kapan saja, jadi mengikuti arahan yang resmi dari BNPB dan BMKG. “Saya mengimbau guru dan orang tua tetap mengikuti PBM secara normal dan jangan kalut, kita harus bersikap propesional,” katanya.(cr9)
Laporan: RPG
Editor: Fopin A Sinaga