PADANG (RIAUPOS.CO) - Pascagempa 7,8 SR yang mengguncang Kota Padang, banyak anak-anak yang tinggal di tepi pantai dan sekolahnya berada di tepi pantai memilih meliburkan diri. Mereka khawatir gempa susulan dan banyak yang diungsikan orangtuanya ke daerah ketinggian. Sedangkan bagi siswa yang tetap sekolah, umumnya ditunggu orangtuanya di sekolah.
Pantauan Padang Ekspres (Riau Pos Group), Kamis (3/3/2016) sejumlah sekolah yang berada di dekat laut terlihat sepi. Kehadiran siswa diprediksi rata-rata hanya 50 persen. Menurut beberapa guru mereka yang tidak hadir pergi mengungsi bersama orang tuanya ke kawasan Belimbing dan Bypass.
“Selain banyak yang tidak hadir, banyak juga yang terlambat karena baru pulang mengungsi pada pagi hari,” ujar Yusni (60), guru SDN 09 Berok Nipah.
Dia mengatakan, keputusan libur dari sekolah tidak ada, proses belajar mengajar dilaksanakan seperti biasa. Jika ada gempa saat PBM berlangsung anak-anak, kata dia guru akan mengumpulkan murid di lapangan dan evakuasi ke arah Jembatan Siti Nurbaya,” terangnya.
Hal senada diungkapkan Novelinda, Wakil Kepala SDN 27 Olo, yang terletak di Jalan Samudra. Dia memaklumi banyak anak yang tidak masuk atau terlambat datang ke sekolah. Menurutnya, para orangtua takut gempa susulan terjadi saat anaknya berada di sekolah. Selain itu, banyak yang masih berada di rumah saudaranya di kawasan Kuranji, Lubuk Minturun dan daerah ketinggian lainnya.
Hal yang berbeda diungkapkan Arlis, Guru SDN 32 Bungo Pasang. Dia mengakui, gempa tidak menyurutkan anak-anak didiknya datang ke sekolah, karena di sekitar Bungopasang sudah banyak terdapat shelter. “Sekolah kami dekat dengan shelter, jadi kalau ada gempa lari ke sana,” ujarnya.
Selain itu, orangtua percaya melepas anaknya ke sekolah karena para siswa sudah mengikuti simulasi dan memiliki pengetahuan kebencanaan yang baik. “Kehadiran anak-anak 98 persen, yang libur hanya 2 orang saja itu disebabkan karena sakit,” pungkasnya.
Sementara itu di TK Adhyaksa yang terletak di Jalan Diponegoro terlihat sejumlah orang tua sedang duduk-duduk di luar pagar sekolah menunggu buah hatinya. Mereka juga mengaku cemas jika terjadi gempa susulan. Karena jarak sekolah dengan laut cukup dekat.