Dijelaskan Dwi, kronologis kejadian berawal pada Selasa sekitar pukul 10.00 WIB, saat pelapor dan rekannya mengambil uang di Bank Sumut Stabat sebesar Rp4 juta.
Setelah mengambil uang tersebut, korban langsung pergi ke arah Tanjung Pura mengendarai mobil Avanza BK 1618 RN. Setiba di Kecamatan Hinai, Langkat, ban belakang sebelah kiri mobil korban tiba-tiba bocor. Meski begitu, korban terus saja melaju hingga berhenti di salah satu rumah makan.
Tak lama usai memesan minuman ringan, korban kaget mendengar kaca mobilnya yang pecah. Yakin ada yang tak beres, korban yang identitasnya dirahasiakan itu langsung memeriksa mobilnya. Benar saja, ternyata kaca depan sebelah kirinya telah pecah. Saat diperiksa, uang yang diletak korban di jok mobil telah hilang.
Sial bagi pelaku, ternyata polisi yang sejak awal mengikuti korban dari belakang dan mengintai gerak-gerik pelaku bergerak cepat dan meringkus para pelaku. Bahkan salah seorang pelaku terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas karena berusaha kabur dan melawan petugas.
Data yang diterima, sejauh ini kawanan ini telah beraksi di 10 lokasi. Masing-masing di depan SPBU Gohor Lama (dalam mobil) kerugian Rp100 juta; kawasan perumahan Desa Perdamaian dengan kerugian Rp100 juta; di depan Roxy dalam jok sepeda motor dengan kerugian Rp60 juta.
Selanjutnya depan masjid simpang maut (dalam mobil Kijang biru) dengan kerugian Rp80 juta; di Indomaret dekat lampu merah (dalam jok sepeda motor Honda Vixion) dengan kerugian Rp5 juta. Di salah rumah makan Humairah (dalam jok sepeda motor) dengan kerugian Rp60 juta; di depan botot Subang (dalam mobil Avanza) dengan kerugian Rp270 juta; depan bank CIMB Stabat (dalam jok sepeda motor) dengan kerugian Rp170 juta. Seterusnya di depan kilang padi Tandem (dalam mobil Avanza) dengan kerugian Rp50 juta; depan Akbid Pemda dengan kerugian Rp290 juta; dan di SPBU Binjai dengan kerugian Rp200 juta.