Meski tenggelam dalam lautan penelitian homo erecetus (manusia Jawa), tapi Dubois tetap memboyong fosil-fosil yang ditemukannya di Sumatera, terutama fosil dari Goa Lida Ajer. Siapa nyana, delapan tahun setelah Dubois wafat, persisnya pada 1948, seorang pelancong Belanda bernama Dirk Albert Hooijer meneliti kembali fosil-fosil temuan Dubois di Sumatera, terutama fosil berbentuk gigi.
Hooijer yang lahir di Medan 30 Mei 1919, dan wafat di Bogor 26 November 1993, mengidentifikasi fosil gigi yang ditemukan Dubois di Goa Lida Ajer mirip dengan gigi manusia modern. Tapi, Hooijer tidak berani memastikan. Sejak itu banyak dugaan muncul. Penelitian pun berlanjut.
Puncaknya, Agustus lalu, tim ilmuwan dari Australia, Indonesia, Amerika Serikat, Jerman dan Inggris, dipimpin KE Westaway atau Kira Westaway dari Macquarie University Sydney, memastikan fosil gigi yang ditemukan Dubois di Goa Lida Ajer, memang fosil gigi manusia modern atau homo sapiens. Tim yang mengandalkan teknologi, meyakini gigi tersebut berusia antar 63 ribu hingga 73 ribu tahun lalu.
Sontak, jagat ilmiah pun geger dengan penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature tersebut. Di Indonesia, khususunya di Sumbar, banyak yang penasaran di mana letak Goa Lida Ajer. Pasalnya, tim peneliti hanya menyebut goa itu berada di selatan Kota Payakumbuh. Padang Ekspres pun menelusurinya.***