SIAK (RIAUPOS.CO) -- Harimau sumatera (Phantera Tigris Sumaterae) merupakan spesies langka bercitra tangguh dan berwibawa. Salah satu habitat hewan ini ada di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil.
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil ini sebagai kawasan konservasi ke-7 Indonesia, diresmikan oleh Komite Nasional Program Man of the Biosfer (MAP) -UNESCO pada 2009 di Korea Selatan.
Kawasan ini merupakan ekoregion hutan rawa gambut (Peat-Swamp Forest) Sumatera.
Untuk melestarikan keberlangsungan hidup harimau sumatera, yang merupakan key species, top predator, dan termasuk dalam 25 satwa prioritas, Pemerintah Kabupaten Siak bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Riau beserta BOB PT BSP berencana membangun Pusat Konservasi Harimau Sumatera pertama di Indonesia.
Pusat konservasi akan dibangun dalam kawasan Suaka Marga satwa Cagar Biosfer Giam Siak Kecil (SM-CB GSK).
Untuk merealisasikan hal itu, Bupati Siak Alfedri di dampingi Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Siak Jamaluddin, Asisten I Setda Kabupaten Siak Budhi Yuwono, Asisten II Setda Kabupaten Siak Hendrisan, serta Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Siak Fauzi Asni, melaksanakan rapat konsolidasi bersama dengan Kepala Balai Besar KSDA Riau Suharyono, serta External Affair Manager BOB PT BSP Nazaruddin membahas site plane dan master plane pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatera itu di ruang rapat Zamrud kediaman Bupati Siak, Rabu (24/6) malam.
Bupati Alfedri menyambut baik kerja sama yang terjalin antara Pemerintah Kabupaten Siak dengan Balai Besar KSDA Riau, serta BOB PT BSP.
"Saya mengucapkan terima kasih dan menyambut baik rencana pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatera pertama di Indonesia yang akan di mbangun dalam kawasan Suaka Margasatwa Cagar Biosfer Giam Siak Kecil. Saya berharap program pembangunan ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama masyarakat sekitar kawasan konservasi tersebut," jelas Bupati.
Bupati juga berharap program pembangunan ini akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.
Alfedri juga yakin program pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatera ini juga dapat mendukung program peningkatan industri pariwisata Kabupaten Siak.
Diketahui bersama, kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil ini memiliki keanekaragaman hayati dari hutan gambut, flora dan fauna, serta keindahan alam yang asri juga alami. Hal ini tentu akan menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang berwisata.
Alfedri juga tahu betul pembangunan ini akan mampu menjelma menjadi ikon pariwisata Kabupaten Siak dan nasional yang baru, sehingga Kabupaten Siak dapat memberikan kontribusi lebih bagi industri pariwisata nasional.
Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Siak Jamaluddin menjelaskan bahwa Pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatera ini memerlukan persiapan yang matang, sehingga pembangunan dapat berjalan dengan lancar.
Disebutkan Jalamuddin, dia ingin menyampaikan beberapa hal penting terkait program pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatera yang akan kita laksanakan ini.
Seperti diketahui bersama bahwa di kawasan Giam Siak Kecil ini merupakan daerah yang masih belum tersentuh jaringan telekomunikasi, kemudian alat transportasi masih menggunakan kapal pompong yang biaya sewanya tergolong cukup tinggi, serta kawasan ini masih sulit dilalui kendaraan seperti mobil pemadam kebakaran,untuk itu membutuhkan persiapan yang matang.
Jamaluddin juga menambahkan, untuk kelancaran dan percepatan program pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatera ini sangat perlu segera dibentuk Tim Gugus Tugas Pembangunan, sehingga rencana kerja dan anggaran dapat segera dibuat.
"Tim itu nantinya yang mempersiapkan site plan dan master plane, sehingga kendala telekomunikasi, transportasi, serta sarana penunjang yang belum tersedia dapat di persiapkan," jelas Jamaluddin
Kepala Balai Besar KSDA Riau Suharyono menjelaskan konsep pengelolaan sarana dan prasarana yang nantinya akan di bangun di kawasan tersebut.
Disebutkannya, Balai Besar KSDA Riau menetapkan kawasan Suaka Margasatwa Cagar Biosfer Giam Siak Kecil sebagai lokasi pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatera pertama nasional, berdasarkan beberapa aspek. Pertama, kawasan ini merupakan habitat Harimau Sumatera.
Selanjutnya, kawasan ini cukup jauh dari perumahan penduduk. Ketiga, aktivitas masyarakat hanya untuk menangkap ikan di Sungai Siak Kecil. Keempat, akses cukup mudah melalui sungai dan darat. Terakhir kawasan ini merupakan bagian dari Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB) yang dikelilingi HTI.
"Nantinya pengelolaan sarana dan prasarana dilaksanakan oleh pihak ketika dengan melibatkan peranserta masyarakat," urainya.
Masih kata Suharyono, manfaat keberadaan sarana dan prasarana yang akan dibangun sangat berguna bagi ekologi kawasan, pengelola, maupun masyarakat, sebagai pusat penyelamatan, meningkatkan populasi, dan penguatan kualitas genetika harimau sumatera serta menjaga ekosistem kawasan.
Di sisi lain juga dapat membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan perekonomian masyarakat,serta menjaga ekosistem sumber daya perikanan bagi masyarakat.
Satu pagi, hal ini merupakan inovasi baru dan program unggulan industri pariwisata daerah maupun nasional. Yang dapat memperkuat kelembagaan lokal dalam upaya melestarikan kekayaan flora dan fauna, serta menjaga ketersediaan sumber plasma nuthfah. Sehingga nantinya dapat menjadi Stasiun Penelitian Lapangan Unggulan (SPLU) guna mengembangkan keanekaragaman hayati hutan rawa gambut.
"Saya pusat konservasi juga berperan sebagai wahana peningkatan ekowisata berlandaskan keindahan, keunikan, dan kemurnian alam serta budayanya," sebutnya.
Laporan: Monang Lubis (Siak)
Editor: Arif