SIAK (RIAUPOS.CO) - Idulfitri kedua atau pada Ahad (23/4/2023), angka kunjungan di 12 destinasi wisata di Siak variatif. Dan tertinggi adalah kunjungan ke Skywalk Tengku Buwang Asmara (TBA) Siak.
Demikian data yang diperoleh Riau Pos dari Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Siak Tekad Perbatas Setiap Dewa. Mungkin karena masih baru, euforia masyarakat melakukan kunjungan ke skywalk memang luar biasa.
Tapi tetap saja, kunjungan ke Istana Asserayah Alhasyimiah atau Istana Matahari Timur tetap tinggi, karena memang merupakan destinasi wisata ungggulan, sekaligus menjadi destinasi wisata sejarah dan edukasi.
“Dalam satu hari saja, ada 25.963 kunjungan di 12 destinasi,” terang Kadis Perbatas Setia Dewa.
Skywalk ada 9.932 kunjungan, disusul Istana Asserayah Alhasyimiah 5.080, Bandar Tepian Sungai Jantan 4.064, Taman Tengku Agung 3.048, Embung Dayun 1.269, Rumah Datuk Pesisir 993, Taman Rusa 914, Queen Star Warerpark 411, Taman Rajawali 91, Makam SSK 80, Tangsi Belanda 77, Makam Koto Tinggi 4 kunjungan, sehingga total kunjungan 25.963 kunjungan.
Sebelumnya dijelaskan juga oleh Kadis Pariwisata Perbatas Setia Dewa, untuk tiket masuk istana masih Rp10 ribu, sementara skywalk dan Makam Datuk Pesisir juga tiket masuk Rp10 ribu.
Sebagai kota tujuan wisata, disebutkan Kadis Perbatas, pihaknya terus melakukan pembenahan, lalu menyempurnakan pelayanan.
“Kami ingin mengunjung merasa senang, dan akan selalu datang lagi ke Kota Siak,” kata Kadis Perbatas.
Salah seorang warga Mempura A Kurniawan yang ingin membawa keluarganya ke skywalk memang relatif kesulitan sangkin tingginya tingkat kunjungan. Bahkan antrean parkir sudah sampai ke Jembatan Kupu Kupu.
Situasi ini membuat senang, PAD akan bertambah, tapi kalau bisa penataan kantong kantong parkir juga dapat lebih diperhatikan.
“Dan jumlah yang berada di atas skywalk juga melebihi jumlah yang ditetapkan Pemkab Siak beberapa waktu lalu yaitu 50 orang,” terang A Kurniawan.
Setidaknya keamanan, kenyamanan dan keselamatan pengunjung tetap menjadi prioritas. Sebab apapun ceritanya, pihak yang berwenang bertanggung jawab.
Laporan: Monang Lubis (Siak)
Editor: E Sulaiman
