MENGENAL KEHIDUPAN TRIONO, PENGHUNI RUMAH MUNGIL SATU JENDELA

Rapi, Bersih, Tertata dengan Bunga Depan Rumah

Siak | Jumat, 24 Januari 2020 - 08:56 WIB

Rapi, Bersih, Tertata dengan Bunga Depan Rumah
MENONTON TELEVISI: Triono bersama keluarga dan anak anak tetangga sedang menonton televisi, Kamis (23/1/2020). (monang lubis/riau pos)

Kelapangan hati bukan pada besarnya rumah tapi bagaimana bersyukur seberapa pun rezeki yang diterima. Meski tinggal di rumah yang sangat sederhana, Triono bersama keluarga tetap merasa bahagia, sebab kebahagiaan itu tak ternilai harganya.

SIAK (RIAUPOS.CO) -- Jika berjalan-jalan ke Siak, singgahlah ke kediaman Trio­no (37) di Kampung Ko­to Ringin, Kecamatan Mempura, Siak, tidak jauh dari kantor desa setempat. Kenapa singgah ke kediaman Triono, karena Triono dan istrinya Hermayanis (35) mengurus rumah mungilnya dengan kesungguhan hati.


Secara kasat mata, dapat dilihat pasangan suami istri ini merupakan orang yang penuh syukur. Sebab meski rumahnya mungil dan menumpang di tanah sanak keluarga, namun mereka merawatnya.

Tidak hanya tampak bersih dari luar, namun juga dari dalam. Rumah itu sejuk dan nyaman, meski antara papan satu dengan lainnya pada dinding ada lubang angin, sehingga jika malam angin malam akan leluasa masuk dan banyak nyamuk pastinya.

"Kami tidur tidak cukup hanya kelambu tapi juga wajib memasang anti nyamuk bakar," ungkapnya. Rumah itu hanya ada ruang tamu, kamar dan dapur dan satu jendela. Di ruang tamu ada televisi dan kipas angin serta jam dinding.

Televisi ini terpaksa dibeli karena kasihan dengan anak anak yang mulai besar dan terpaksa ke rumah tetangga jika ingin menonton. "Tidak mudah mengumpulkan uang agar bisa membeli televisi, di tengah keperluan hidup yang semakin meningkat," ungkap pendodos sawit di lahan warga ini.

Setiap hari, usai memanen sawit yang jadwalnya hanya 12 hari setiap bulannya, secara perlahan dia menabung dan kini memiliki ternak ayam. Kandang ayam berada di samping rumahnya. Meski berada di samping rumah, namun kandang ayam terlihat bersih.

Kalau tidak memanen sawit, lelaki yang tidak punya kebun ini bekerja serabutan, menurutnya yang penting ada penghasilan untuk makan dan biaya anaknya yang kini SD kelas 4 dan yang satu PAUD.

"Kami harus terus berhemat, karena sudah 8 tahun kami tinggal di rumah ini. Kami ingin pindah ke rumah yang lebih layak, namun belum ada kemampuan. Baru batu bata yang sudah saya kumpulkan, namun jumlahnya belum seberapa," ungkapnya.

Kasihan anak-anak kalau sampai besar masih tinggal di sini. "Saya mengajarkan anak-anak untuk percaya diri dan semangat belajar. Saya ingin anak-anak menghargai jerih payah orangtuanya," ungkap Hermayanis.

Menurutnya, untuk berobat mereka memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS). Sedangkan anak sulungnya bernama Fajar Sodik (10) mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Lebih jauh dikatakan Hermayanis, listrik yang terpasang di rumahnya bantuan dari Badan Amil Zakat dua tahun lalu.

"Kami bersyukur masih punya tempat tinggal. Sebagai bentuk syukur kami, rumah mungil ini kami rawat dan bersihkan setiap hari. Tidak hanya bagian dalamnya saja tapi bagian luarnya juga," ungkapnya.(gem)

Laporan MONANG LUBIS, Siak









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook