SIAK (RIAUPOS.CO) -- Gerhana Matahari Cincin (GMC) sudah menjadi perhatian nasional bahkan internasional dalam beberapa bulan belakangan ini. Ramai-ramai pemberitaan sudah mengiringi media cetak, elektronik, televisi, dan online. Kampung Bunsur, Kecamatan Sungai Apit, Siak, yang menjadi lintasan dan spot penglihatan sempurna jadi trending topic di beberapa kanal informasi.
Seiring dengan itu, pemerintah pusat melalui Kementrian Agama (Kemenag) RI, sudah mulai memberikan perhatian khusus. Untuk memberikan makna religius pada fenomena alam langka ini, Kemenag mengeluarkan surat imbauan kepada Kantor Kementrian Agama se-Indonesia untuk melakukan kegiatan keagamaan pada acara tersebut. Imbauan ini dikeluarkan langsung Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam di Jakarta, Tarmizi. Isinya untuk bisa melaksanakan Salat Gerhana (Kusuf al Syams) pada Kamis, 26 Desember 2019 atau 29 Rabiul Akhir 1441 H, saat peristiwa gerhana tersebut terjadi.
Kakanwil Kemenag Provinsi Riau Drs H Mahyuddin MA menyampaikan hal senada. ‘’Dengan terjadinya gerhana ini, kami mengajak kepada seluruh komponen masyarakat umat Islam untuk melaksanakan Salat Gerhana Matahari. Kepada Kepala Kantor Kemenag kabupaten dan kota untuk juga mengimbau masyarakat melalui Kantor Urusan Agama Kecamatan untuk melaksanakan Salat Gerhana Matahari nantinya,’’ sebutnya kepada Riau Pos. Lebih jauh, dia mengungkapkan bahwa peristiwa gerhana ini adalah bahagian dari kebesaran pencipta, maka kita harus memaknai hal tersebut itu dengan sebaik-baik mungkin.
"Mari kita lihat terjadinya gerhana matahari sebagai suatu peristiwa bahwa Allah maha kuasa dan maha berkehendak. Jadikanlah peristiwa ini pembelajaran yang semakin memperkokoh keimanan, mendekatkan diri kita kepada Allah, karena kita yakin bahwa terjadinya gerhana matahari ini adalah Allah memperlihatkan kekuasaannya," lanjutnya lagi.
Bupati Siak, Drs H Alfedri Msi menyambut baik imbauan Kemenag RI tersebut. Ini sejalan dengan yang direncanakan oleh Pemkab Siak. Dirinya menyebut, kegiatan Salat Gerhana ini memang menjadi prioritas dalam Festival Gerhana ini.
"Ini merupakan kegiatan spiritual yang mesti melekat dalam peristiwa gerhana. Ini sudah menjadi tuntunan agama Islam, jika melihat gerhana maka lakukan salat. Ini sekaligus memberi makna religi terhadap fenomena ini," sebut Alfedri saat melakukan Dialog Khusus GMC di studio Riau Televisi Pekanbaru, Ahad (22/12) kemarin.
Kepala Dinas Pariwisata Siak menyebutkan, sejak awal, saat GMC diluncurkan pada 15 Februari 2019 lalu, memang keinginan Bupati (masih dijabat Drs H Syamsuar, red), ingin menjadikan GMC sebagai sarana untuk menggali ilmu pengetahuan, meningkatkan pariwisata Siak, ekonomi kreatif, juga mengungkapkan rasa syukur sepanjang momen tersebut. "Untuk itu, banyak ragam acara religius yang kita rancangkan. Harapan kita, peristiwa ini bisa dirasakan maknanya bagi seluruh warga Siak, Riau, dan Indonesia. Bahkan, edukasi tentang kajian ilmu pengetahuan dan keagamaan ini sudah dilakukan di berbagai daerah se-Kabupaten Siak sejak dua bulan belakangan ini," sebutnya. Rangkaian acara lainnya yaitu Tabligh Akbar, Salat Gerhana Berjamaah, Pencatatan Museum Rekor Indonesia atas Kacamata Gerhana terbesar, nonton bareng pemutaran Film Iqro My Universe, hiburan Hadroh, Orkestra OMOK, berbagai pertunjukan kesenian serta bazar kuliner dan hiburan rakyat yang dimeriahkan oleh grup gambus modern Nissa Sabyan dari Jakarta.
Selain di Kampung Bunsur, kegiatan lainnya juga akan berlangsung di Kota Siak. Acara berjudul Siak Bersalawat ini, akan dilakukan jantung kota Siak tepatnya di Taman Tengku Agung, dan Water Front City. Salawat hadroh Al Musyaffa, dan ceramah agama akan dilakukan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Quran, Kerinci Kanan.***