SIAK (RIAUPOS.CO) - Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Siak menggelar peer learning meeting (PLM) tentang pengembangan literasi berbasis inklusi sosial di Kantor Perpustakaan dan Arsip Jalan Raja Kecik Siak, Rabu (21/9) pagi.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir Apt MM, dengan sambutan oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Siak Drs H Darusalim MSi. Dikatakan Darusalim, kegiatan itu sebenarnya akan dibuka Wabup Husni Merza. Karena sesuatu hal, dibuka oleh Kadis Perpustakaan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir.
Hadir dalam kegiatan itu, Bunda Literasi Siak, pimpinan OPD, perwakilan kecamatan, narasumber, panitia dan lainnya. Kegiatan ini digelar untuk meningkatkan wawasan pengelolaan perpustakaan di kampung se-Kabupaten Siak. PLM ini salah satu bentuk mentoring Dinas Perpustakaan kepada perpustakaan desa.
"Dinas saya ini beginilah bentuknya, bagaimana pemberdayaan masyarakat dapat terus dilakukan melalui perpustakaan," katanya.
Hasil kegiatan ini, diharapkan dapat menjadi rencana kerja di masa yang akan datang. Sebab akan ada sesi diskusi dan solusi, sehingga persoalan yang timbul di perpustakaan kampung dapat dipecahkan. Sehingga lahir solusi untuk sumber daya manusia yang unggul di kampung-kampung.
"Kami sudah memulainya, kami melatih generasi muda menari, bermusik dan hal positif lainnya," lanjut Darusalim.
Sehingga ketika ada kegiatan, mereka yang telah terlatih itu yang tampil, sehingga tidak perlu mencari dan mendatangkan dari luar.
Hal itu tentu saja sangat diapresiasi Kadis Perpustakaan Mimi Yuliani Nazir Apt MM, serta peserta PLM. Dikatakan Mimi, yang membacakan pidato Bupati Siak H Alfedri, sekaligus membuka kegiatan secara resmi, kegiatan ini solusi dan inovasi pemerataan informasi dan literasi masyarakat.
Tidak hanya sampai di situ, sekaligus pemetaan informasi melalui literasi. Hal ini, merupakan inovasi Perpustakaan Nasional.
Sebelumnya di perpustakaan pengunjung hanya membaca dan menulis. Saat ini perpustakaan berinovasi berkaitan dengan tranformasi perpustakaan berbentuk iklusi sosial. Inklusi sosial adalah sebuah proses sosial dalam masyarakat yang mencoba memperbaiki pola relasional antarindividu dan kelompok. Termasuk memperbaiki kemampuan dan kesempatan, secara bermartabat, untuk mengakses berbagai sumberdaya dalam masyarakat.
"Kami harapkan perpustakaan dapat memecahkan persoalan sumber daya manusia," kata Mini.
Mimi juga menjelaskan, bahwa hal itu terdapat dalam RPJMD dalam mewujudkan manusia yang agamais, sehat dan cerdas. Sejalan dengan terwujudnya Riau Bersatu.
Pada kesempatan yang sama diumumkan perpustakaan kampung terbaik implementasi program TPBIS tahun 2022, juara pertama, Perpuskam Lentera Dayang Suri Bungaraya, kedua Perpuskam Cemerlang Tasik Seminai Koto Gasib, dan juara ketiga, Perpuskam Pelita Tumang Siak.
Sementara untuk Perpustakaan Kampung terbaik pameran produk atau bazar program TPBIS tahun 2022, juara pertama diraih Perpuskam Aktif Kreatif Mandi Angin Minas, kedua Perpuskam Lentera Dayang Suri Bungaraya, dan juara ketiga Perpuskam Merempan Hilir Mempura.(mng)