PEMBANTU TERDUGA ODP

Lagi, Warga Siak Dimakamkan dengan Protokol Covid-19

Siak | Sabtu, 18 April 2020 - 13:27 WIB

 Lagi, Warga Siak Dimakamkan dengan Protokol Covid-19
AMBULANS: Ambulans membawa jenazah Hendra keluar dari pemakaman pada Jumat (18/4/2020). FOTO: Monang Lubi/Riaupos.co

SIAK (RIAUPOS.CO)-Pemakaman Hendra (60) warga Jalan Raja Kecik, Siak, penderita paru paru mengarah TBC, dimakamkan sesuai protokol Covid-19 pada Jumat (17/4) sekitar pukul
22.00 WIB, di pemakaman warga Tionghoa.

Demikian dijelaskan Direktur RSUD Tengku Rafi’an Benny Chairuddin. Menurutnya pihaknya meskikan protokol Covid-19 sebagai bentuk antisipasi. Terlebih orang yang mengurus Hendra di kediamannya baru pulang dari luar kota.


“Kami menjaga segala kemungkinan yang terburuk. Makanya keputusan sulit itu kami ambil sebagai bentuk kewaspadaan. Bahkan untuk orang yang mengurusnya kami tetapkan sebagai ODP,” ungkap Benny.

Disebutkan Benny, rapid test sudah dilakukan terhadap Hendra, hasilnya negatif, saat ini pihakya menunggu hasil swab. Negatif rapid test belum tentu negatif juga swab. Demikian sebaliknya. Sebab ada sejumlah kasus, rapid test negatif ternyata swab positif.

Untuk yang mengurus Hendra, disebutkan Benny, pihaknya menyerahkan kepada pihak kecamatan untuk mengurusnya.

Sementara Penasihat PSMTI Suhaimi yang akrab dipanggil Kuanteng mengatakan, Hendra sudah sejak setahun yang lalu menderita sakit paru paru.

Tiga bulan yang lalu Hendra dirawat di RSUD Tengku Rafi’an. Sempat drop, lalu menjalani perawatan dan pulih. Sebulan kemudian tumbang lagi,  lalu dilarikan ke RS Santa Maria. 

“Saya yang membawanya ke Santa Maria. Artinya saya tahu bagaimana kondisi kesehatannya,” jelas Kuanteng.

Dua hari yang lalu, ngedrop lagi karena sejak awal dia memang susah makan. Dilarikan ke RSUD  Tengku Rafi’an. Orang yang sehari hari mengurusnya diketahui baru pulang dari luar kota. Hal itu membuat pihak rumah sakit menyuruhnya pulang.

Meninggalnya Hendra dan langsung dimakamkan tentu menyita perhatian warga Tionghoa.

“Saya tahu riwayat penyakitnya, jadi jika dia dikhawatirkan Covid-19 karena tertular dari orang yang merawatnya, saya minta perawatnya juga diperiksa kesehatannya,” ungkap Kuanteng. 

Kuanteng tidak ingin ada stigma terhadap warganya. Dia ingin semuanya jelas dan terang benderang, terutama terkait protokol Covid-19 yang dilakukan terhadap Hendra.

Dijelaskan Kuanteng, dulu Hendra pedagang di Pecinan Siak. Karena tempat usahanya ikut terbakar, kondisi kesehatannya menurun. Hingga akhirnya penyakit paru parunya membuatnya berada di rumahnya sendirian, hanya bersama perawatnya seorang lelaki berumur 40 tahun.

“Kami tidak bisa melakukan penghormatan terakhir terhadap Hendra. Karena dia langsung dimakamkan,” ungkap Kuanteng.

Sementara Camat Siak Tengku Indra Putra mengatakan lelaki yang mengurus Hendra dan diketahui baru pulang dari Sumatera Barat, sudah diperiksa oleh kepala puskesmas.

Saat ini, dia menjalani protap isolasi mandiri di rumahnya sebagai ODP. Ditanya apakah tidak dikhawatirkan akan menularkan ke keluarga dan tetangganya. Disebutkan Tengku Indra, dia akan koordinasi dengan RT dan RW agar mengawasinya, sekaligus memeriksa kesehatan warga sekitar tempat tinggalnya.

Sementara saat pemakaman Hendra, hadir Bupati Siak Drs H Alfedri MSi, Plt SekdaJamaluddin, Kadiskes dr Tony Chandra, Direktur RSUD Tengku Rafi’an Benny Chairuddin dan sejumlah OPD serta Forkopimda.

Dengan alat berat digali lubang untuk liang lahat, selanjutnya peti jenazah dimasukkan. Semua orang hanya bisa melihat dari kejauhan. Hanya petugas berpakaian ala astronot yang ada di sana.

 

Laporan Monang Lubis(Siak)

Editor: Deslina









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook