SIAK (RIAUPOS.CO) - Keluarga sebagai salah satu unit terkecil yang ada di masyarakat menjadi kunci untuk membangun kemampuan literasi. Peran ibu sebagai perpustakaan pertama bagi anak-anak sangat strategis dalam mendorong pengembangan kegemaran membaca terhadap anak.
Hal tersebut disampaikan Bunda Literasi Kabupaten Siak Hj Rasidah Alfedri usai melantik Bunda Literasi Kecamatan Tualang, Kandis dan Bunda Literasi Kampung se- Kecamatan Tualang dan Kandis. Kegiatan itu berlangsung di aula Kantor Camat Tualang, Kamis (16/9) siang.
Seorang ibu menurutnya, adalah pendidik utama dan pertama dalam keluarga. Tumbuh kembang anak dalam menjalani proses belajar sangat penting dikenalkan pada fase kemampuan literasi. "Ibu adalah sekolah pertama karena darinya pendidikan anak dimulai, karena dari ibulah seorang anak belajar mengenal segala hal baru dalam hidupnya," kata Rasidah.
Rasidah berharap seluruh Bunda Literasi yang telah dikukuhkan mampu mengemban amanah dengan baik, sehingga bisa mendorong minat membaca dan menulis di Kabupaten Siak.
Kemudian para Bunda Literasi kecamatan dan kampung diharapkan agar bersinergi, dan saling bekerja sama untuk menerapkan perpustakaan berbasis inklusi sosial. Hal ini merupakan upaya bersama dalam menciptakan sumber daya masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat.
"Saya yakin semua Bunda Literasi mampu memberikan dampak yang positif bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia di kecamatan dan kampungnya masing-masing," sebutnya.
Lebih lanjut istri Bupati Siak ini menyampaikan, posisi Bunda Literasi yang dijabat oleh istri camat dan istri penghulu adalah posisi strategis untuk menggerakkan literasi. Kerja sama dengan kader penggerak yang aktif untuk mengelola taman baca atau perpustakaan hingga di tingkat kampung.
"Saya tidak menginginkan kegiatan tersebut hanya seremonial saja, dan selempang yang bertuliskan Bunda Literasi hanya disimpan di dalam lemari," katanya.
Ia menambahkan, bunda literasi merupakan salah satu figur yang menjadi garda terdepan dalam menghidupkan budaya literasi, baik di lingkungan keluarga kemudian satuan pendidikan maupun di masyarakat.
Dengan adanya Bunda Literasi, mulai di tingkat kabupaten, hingga tingkat kampung akan terbentuklah generasi-generasi yang literat. Generasi literasi ini adalah generasi literasi, yang pemahaman, penyadaran, pemaknaan dan berkarakter serta mampu mewujudkan keunggulan daerah.
"Selain pelantikan Bunda Literasi kecamatan dan kampung untuk periode 2021-2026, Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Siak juga menggelar sosialisasi pengembangan literasi berbasis inklusi sosial," jelasnya.
Menurut Kadis Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Siak Muhammad Arifin, perpustakaan dan literasi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan bahkan berjalan beriringan saling mengisi satu dengan lainnya.
Ia menjelaskan, literasi adalah kemampuan orang dalam mengolah dan memahami saat melakukan proses membaca dan menulis.
Menurutnya, keberadaan Bunda Literasi adalah amanat dari UU Nomor 43/2007 tentang Perpustakaan, di mana pembudayaan kegemaran membaca dimulai dari lingkungan keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat.
Ia berharap, Bunda Literasi dapat segera bersinergi dengan para pegiat literasi setempat.(ifr)