Sherina Munaf dan Derby Romero Ceritakan Pengalaman saat Produksi Petualangan Sherina 2

Hiburan | Selasa, 26 September 2023 - 03:08 WIB

Sherina Munaf dan Derby Romero Ceritakan Pengalaman saat Produksi Petualangan Sherina 2
Derby Romero dan Sherina Munaf. (IMAM HUSEIN/ JAWA POS)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kamis (28/9) film Petualangan Sherina 2 dirilis. Cerita Sherina (Sherina Munaf) dan Sadam (Derby Romero) yang terjalin 23 tahun lalu di film pertamanya akan berlanjut. Sebuah petualangan besar menanti dua sahabat itu di rimba Kalimantan.

Tugas Sherina bukan untuk menyelamatkan Sadam si anak mami, tapi menyelamatkan alam dan satwa liar dari penguasa. Jawa Pos berkesempatan ngobrol dengan Sherina dan Derby beberapa waktu lalu di kantor Miles Films tentang pengalaman mereka selama syuting.


 

Bagaimana sih awalnya sampai kalian terlibat di Petualangan Sherina 2 setelah 23 tahun?

Sherina (S): Awalnya, Tante Mira Lesmana (produser Petualangan Sherina 2, Red) mau bikin reboot Petualangan Sherina dengan dibintangi aktor muda masa kini. Terus aku bilang, kenapa nggak dibikin sekuel aja dengan kami yang membintangi. Kan penasaran, Sherina sama Sadam di masa depan gimana. Akhirnya, tercetuslah ide sekuel Petualangan Sherina.

 

Sherina juga terlibat di tahap pengembangan cerita. Bagaimana menjalankan tugas tersebut di samping sebagai music director?

S: Tim pengembangan cerita ada aku, Tante Mira, Om Riri Riza (sutradara Petualangan Sherina 2), sama Om Jujur Prananto, yang dulu nulis skenario Petualangan Sherina pertama, sama kakak aku, Virania Munaf.

Kami merumuskan back story Sherina dan Sadam serta setting cerita sembari aku mulai compose lagu. Selama ada perubahan naskah, tentu lagu juga bisa berubah karena liriknya harus sesuai skenario.

 

Mengapa membuat Sherina jadi jurnalis dan Sadam jadi manajer program sebuah lembaga penyelamatan orang utan?

S: Ini penyesuaian dan pengembangan dari film pertama. Sherina yang sejak dulu selalu ingin tahu, sering cepat mengambil keputusan, dan suka mengonfrontasi, pilihan pekerjaan yang tepat adalah jurnalis televisi. Sadam yang dulu perundung kini jadi sosok pembela mereka yang tidak bisa bersuara. Dua pekerjaan ini, ketika dipertemukan, menarik untuk dieksplorasi.

 

Petualangan Sherina 2 bakal punya cerita yang lebih berat. Termasuk ada adegan bela diri atau action. Bagaimana kalian mempersiapkan diri untuk adegan action?

Derby (D): Kalau buat aku, memang aku hobi olahraga bela diri dan beberapa memang aku tekuni. Tapi buat film ini, aku tetap latihan karena udah lama nggak latihan dan perlu balikin tenaga. Aku sama cast lain latihan bela diri dan koreonya sama Java Stunt Team selama delapan bulan. Menantang, tapi cukup menyenangkan.

 

Untuk Sherina dan Derby, bagaimana kalian bisa mendalami peran dan cerita, terlebih cerita tentang isu lingkungan serta penyelamatan hewan liar?

S: Aku kebetulan pernah bantu teman-teman organisasi Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) untuk meningkatkan awareness soal peran orang utan di ekosistem dan mengapa mereka harus dibiarkan liar.

Aku beberapa kali ikut pelepasliaran orang utan sama mereka di Kalimantan, salah satunya pas proses pengembangan cerita Petualangan Sherina 2. Dari petualangan berjam-jam ke lokasi pelepasliaran di Kalimantan itulah kami dapat ide buat cerita film. Aku juga nontonin gimana cara jurnalis televisi bekerja.

 

D: Aku dapat banyak cerita dari Sherina, yang sudah sering ikut program BOSF. Aku tanya istilah-istilah yang dipakai lembaga konservasi satwa liar. Aku pun sempat ikut Om Riri dan tim untuk tinjau lokasi syuting di Kalimantan Tengah, yang kebanyakan adalah hutan. Selama itu, aku sekalian pendalaman karakter, salah satunya ketemu project manager dan teman-teman yang kerja di BOSF.

 

Wah, jadi bisa dibilang, kalian bertualang bahkan sebelum syuting Petualangan Sherina 2 ya?

 

S: Iya, betul. Perjalanan ke lokasi syuting aja sudah perlu waktu berjam-jam dan menantang banget. Kami sempat syuting di Tumbangkaman, kira-kira enam jam dari Palangka Raya. Dari mes, kami naik mobil setengah jam, sampai di penyeberangan feri untuk nyeberang 10 menit, dan kemudian jalan 30 menit ke base camp. Udah gitu, kami naik perahu 30 menit untuk ke lokasi syuting.

D: Aku pas tiga hari pertama sempat ikut site walk untuk lihat lokasi dan aku juga latihan mengemudi perahu cepat. Ditambah lagi, kami harus latihan adegan musikal.


Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook