Mira Lesmana dan Riri Riza: SDM Sineas film Masih Belum Ideal

Hiburan | Minggu, 06 Oktober 2019 - 14:49 WIB

Mira Lesmana dan Riri Riza: SDM Sineas film Masih Belum Ideal
Mira Lesmana dan Riri Riza. (Rieska Virdhani/JawaPos.com)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Perkembangan industri film tanah air saat ini semakin bergeliat. Setiap bulan pasti ada produksi film-film Indonesia yang tayang di bioskop sejajar dengan luar negeri. Keinginan tersebut berasal dari ketulusan hati duet sineas kebanggaan tanah air, Produser Mira Lesmana dan Sutradara Riri Riza.

Mereka berdua sudah bekerja sama sejak pada 1994, yang saat itu kebebasan berekspresi masih terbatas. Namun keduanya mampu menembus zaman dan menjadi pelopor film-film nasional yang kini semakin berkembang.


“Sejak tahun 1994 kami punya kesamaan. Kami ingin film Indonesia ada di bioskop berdampingan dengan layar Hollywood. Dulu kan enggak ada ya,” tutur mereka dalam diskusi di acara IdeaFest, Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, baru-baru ini.

Mereka berdua memang punya kecocokan dalam bekerja sama sudah lebih dari 20 tahun. Meski terdapat perbedaan-perbedaan dalam pola pikir, namun hal itu menjadi tantangan dan bahan diskusi.

“Kami berdua punya banyak idola di dunia film yang sama. Dalam konteks sejarahnya dan budayanya. Kerja sama terus ya karena cocok, banyak persamaan dan perbedaan, justru jadi lebih menarik. Dibahas atau didiskusikan,” kata Mira Lesmana dan Riri Riza.

Bicara harapan anak muda yang ingin terjun ke dunia film, Riri Riza saat ini menilai era digital membuat semua peluang mudah terbuka. Dengan adanya platform digital mendorong bibit muda lebih mudah untuk membuat karya film pendek, series, animasi, atau dokumenter. Menurut Riri Riza, film adalah tempat anak muda untuk berekspresi.

“Justru sangat besar kemungkinan, kita bicara film sekarang sangat terbuka. Medium digital platform itu adalah kemungkinan baru. Film juga secara bentuk sudah luas sekarang,” katanya.

Sayangnya, Mira Lesmana menilai saat ini jumlah SDM sineas film tanah air masih belum ideal. Jumlahnya masih kurang untuk memproduksi banyak film berkualitas.

“Namun, di sisi yang lain ketika semua permodalan siap, dan banyak orang telah siap untuk membantu, sekarang persoalannya manusianya kurang. Beds dengan Korea, mereka tumbuh beriringan antara sekolah film dengan modal sehingga sudah siap dengan SDM,” jelas Mira Lesmana.

Saat ini, kata dia, sejumlah investor mengatakan ingin mencari cerita baik agar bisa diinvestasi. Sementara penulis skenario terbaik di Indoneisa mungkin hanya 10-20 orang.

“Padahal investor siap untuk mendanai 50 cerita. Jadi kita mesti dua kali lipat, lebih baik lagi 3 kali lipat jumlah SDM-nya,” tuturnya.

Namun di sisi yang sama, anak muda yang masih tanggung yang punya tekad kuat fokus di industri film sering tak percaya diri karena belum punya jam terbang, dan mau memulai juga bingung. Dengan adanya digital platform akan memunculkan bibit-bibit SDM tersebut di masa depan.

“Platform membuka harapan anak muda untuk memperlihatkan kebolehan mereka, bisa upload sendiri. Terdengar kok kalau hebat itu pasti akan ada yang melirik,” tegas Mira Lesmana.

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook