PERISTIWA LANGKA, 26 DESEMBER 2019

Istana Siak, Lintasan Gerhana Matahari Cincin

Siak | Jumat, 13 Desember 2019 - 09:40 WIB

SIAK (RIAUPOS.CO) -- Istana ini memang bertuah, banyak yang mengaguminya. Bahkan, setiap hari, tetamu dari berbagai daerah, maupun luar negeri, singgah dan melihat keagungan istana tersebut. Dari Kota Pekanbaru (ibukota Provinsi Riau) bisa ditempuh ke lokasi ini sekitar 2 hingga 2,5 jam. Jalan menuju Siak juga lancar dan terbilang baik.

Istana Siak Sri Indrapura atau Istana Asserayah Hasyimiah, juga sering disebut Istana Matahari Timur. Merupakan kediaman resmi Sultan Siak yang mulai dibangun tahun 1889, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaiffudin. Istana ini merupakan peninggalan Kesultanan Siak Sri Indrapura yang selesai dibangun tahun 1893. Menurut catatan sejarah, istana yang masuk wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Siak ini memiliki luas sekitar 32.000 meter persegi. Terdiri dari empat bagian istana yaitu Istana Siak, Istana Lima, Istana Padjang, dan Istana Baroe. Luas Istana Siak sendiri memiliki luas 1.000 meter persegi. Kondisi memang membuat kompleks ini terasa lapang, dan membuat puas mata memandang. Bahkan, rata-rata kehadiran wistawan di lokasi ini mencapai 2-3 jam.


Mahakarya yang ada di istana ini juga sangat terasa spesial, sebab hanya terdapat beberapa unit saja di dunia. Istana Siak memiliki arsitektur bercorak Melayu, Arab, dan Eropa. Bangunannya terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan sidang: Ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan di samping kanan, adalah ruang sidang kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta. Lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan, berfungsi untuk istirahat Sultan serta para tamu istana. Di puncak bangunan terdapat enam patung burung elang sebagai lambang keberanian istana. Sementara pada halaman istana masih dapat dilihat delapan meriam menyebar ke berbagai sisi-sisi halaman istana, kemudian di sebelah kiri belakang istana terdapat bangunan kecil yang dahulunya digunakan sebagai penjara sementara.

Di Istana Siak, masih terdapat bermacam jenis warisan kerajaan, seperti kursi singgasana yang bersepuh emas, duplikat mahkota kerajaan, brankas, tombak, payung, patung perunggu Ratu Wihemina, serta alat musik komet yang hanya ada dua di dunia. Komet masih terawat baik tetapi kini sudah jarang dimainkan untuk para pengunjung. Sementara itu, warna yang sangat sesuai terdapat pada dinding istananya. ­Infonya, benda-benda  dan keramik ini didatangkan dari ­Perancis. Bangunan istana yang berlantai dua memiliki 6 ruangan. Di lantai bawah antara lain ruang sidang, ruang tamu kehormatan, ruang tamu untuk laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, dan ruang pesta. Untuk lantai atas meliputi 9 ruangan untuk sultan dan tamu kerajaan.

Jika akhir tahun ini, bagi Anda yang berniat mengunjungi Kabupaten Siak, akan mendapatkan pengalaman tambahan. Selain bisa terus menikmati kemolekan arsitektur Istana Siak, juga akan menjadi saksi terhadap GMC yang juga akan melintasi daerah ini. Bahkan menurut beberapa ahli, gerhana ini hanya akan kembali ke bisa terlihat sempurna di Kampung Bunsur Siak, sekitar 375 tahun yang akan datang. Dari Istana Siak, lokasi yang menjadi pusat aktifitas melihat gerhana ini berjarah 1,5 jam dengan menggunakan bus atau transportasi lainnya.

Gubenur Riau Drs H Syamsuar, sudah sejak awal tahun 2019 lalu, mencanangkan GMC ini sebagai wadah bagi Kabupaten Siak untuk lebih bisa memahami fenomena alam, dan dimaknai dengan meningkat pengetahuan akan gerhana ini. Sekaligus juga, bisa dijadikan momentum untuk jadi ajang pariwisata, dan peningkatan ekonomi kerakyatan. Molah kita ke Siak, melihat Istana dan menyaksikan gerhana matahari cincin.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook