Asa Industri Pelabuhan di Siak dan Bengkalis

Siak | Rabu, 11 Maret 2020 - 10:39 WIB

Asa Industri Pelabuhan di Siak dan Bengkalis
Diskusi dalam kegiatan Port Community Pelindo 1 Cabang Pelabuhan Sungai Pakning digelar di Hotel Aryaduta, Pekanbaru, Selasa (3/10/2020).(EKA GUSMADI PUTRA/Riau Pos)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pelabuhan Sungai Pakning di Bengkalis dan pelabuhan Tanjung Buton di Siak dengan beberapa dermaga kapal besar menjadi asa tersendiri dalam peningkatan sektor industri di Provinsi Riau. Guna memecah kepadatan Pelabuhan Dumai, pengembangan kawasan di sekitar areal pelabuhan menjadi harapan tersendiri pihak Pelindo 1 Cabang Sei Apit dan KSOP Klas II Tanjung Buton.

Ya, karena di kawasan itu ada pabrik-pabrik besar yang memanfaatkan pelabuhan di wilayah tersebut. Sebut saja pabrik rayon terbesar di dunia RAPP yang baru diresmikan Presiden beberapa pekan lalu, diperkirakan itu berdampak pada peningkatan aktifitas pelabuhan.


Demikian pula kegiatan Ship to Ship (StS) dalam industri Migas yang dilayani Pertamina. Kemudian ada kawasan industri Tanjung Buton, Pelabuhan Buatan, dan Pelabuhan Futong. "Futong itu pulp (bubur kertas) paling besar, 2019 itu sampai 1.200 lebih pulp dilepas dari Futong, termasuk ke depan peti kemas, ada pabrik rayon tentu termasuk rayon, kertas yang sudah jadi dengan tujuan Tiongkok dan Korea," ungkap GM Pelindo 1 Cabang Sei Pakning, Capt Al Abrar kepada Riau Pos, Selasa (10/3).

Kemudian dijelaskannya, perkembangan industri pelabuhan di Siak dan Bengkalis juga terus dioptimalkan. Seperti di Tanjung Buton yang khusus melayani curah kering dengan memuat cangkang. Menurutnya sebagai bahan bakar pengganti batu bara yang di ekspor ke Jepang.

"Karena cangkang ini lebih go green, jadi mereka (Jepang, red) tidak menggunakan lagi batu bara, dibawa dari Tanjung Buton dengan tidak mengganggu interlane di Dumai, dari 8 kabupaten di Riau, untuk cangkang pada 2019 lalu 402.000 ton yang keluar dari pelabuhan ini," ujarnya.

Pelabuhan Sei Pakning merupakan salah satu Cabang Pelabuhan 1 Medan yang memiliki jalur yang sangat menunjang untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pemanduan kapal. Selain dapat disinggahi oleh kapal-kapal besar baik dalam negeri maupun luar negeri, berbagai komoditas utama yang dominan diangkut melalui jalur laut tersebut berasal dari sektor komoditas kertas di RAPP Futong, plywood di Pelabuhan Buatan dan sektor migas sebagai unit sektor pengolahan PT Pertamina (Persero).

Hal tersebut terungkap dalam kegiatan Port Community yang bertema Peran Marine Service Pelindo 1 Sei Pakning dalam Menunjang Bisnis Global, di Hotel Aryaduta Pekanbaru, Selasa kemaren. Kegiatan ini dihadiri Direktur SDM Pelindo 1 M Hamied Wijaya, KSOP Kelas II Tanjung Buton Wigyo, Ketua INSA Pekanbaru Marwan serta segenap stakeholder Pelindo 1.

Pelindo 1 Cabang Sei Pakning berkomitmen untuk mengoptimalkan layanan marine service berupa pelayanan pemanduan dan penundaan dengan zero waiting time dan SDM Pandu yang profesional. Selain itu di Pelabuhan Sei Pakning juga telah diterapkan sistem Indonesia Gateway Master Terminal (IGMT) yaitu sistem operasi terminal multipurpose yang tersistemasi, terintegrasi dan realtime secara online dalam menghadapi perkembangan industri, sehingga dapat menunjang pertumbuhan usaha dan industri sekitar.(egp)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook