SIAK(RIAUPOS.CO) -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak menggelar ritual Ghatib Beghanyut di halaman Masjid Islamic Center Siak.
Ritual Ghatib Beghanyut salah satu tradisi masyarakat Siak di zaman dahulu yang biasanya dilakukan sebagai tolak bala, juga agar negeri terhindar dari wabah penyakit menular.
Tradisi Ghatib Beghanyut ini masuk ke dalam kalender pariwisata Kabupaten Siak sebagai iven tetap untuk mendukung pariwisatan Siak.
Pejabat Sekda Siak H Jamaluddin menyebutkan, pada Ghatib Beghanyu dilaksanakan kegiatan zikir dan doa untuk memohon perlindungan kepada Allah agar negeri istana senantiasa dijauhkan dari bala bencana seperti karhutla, maupun wabah virus corona.
"Kita mengimbau kepada seluruh umat muslim senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, dengan cara berzikir, tahlil dan doa agar negeri kita terhindar dari musibah, bencana dan dijauhkan dari bahaya penyakit virus corona," ujar Jamaluddin di sela-sela kegiatan Gatib Beghanyut, Jumat (6/3) malam.
Jamaluddin menjelaskan, sesuai kebiasaan atau tradisi zaman dahulu, Ghatib Beghanyut dilakukan di Sungai Siak, karena jalur transportasi masyarakat dulunya hanya sungai maka di laksanakan ghatib sambil beghanyut.
"Kebiasaan orang tua-tua kita dulu, Ghatib Beghanyut di lakukan di sungai menggunakan sampan berhanyut mengikuti arus sungai," jelasnya.
Namun tahun ini lanjutnya, sesuai hasil ke sepakatan dengan MUI dan LAM Siak, pelaksanaan Ghatib Beghanyut dan Ghatib Berjalan dilakukan serentak di mulai dari Islamic Center menuju Masjid Alfatah Jalan Sutomo Kota Siak melintasi Jalan Raja Kecik.
Untuk Ghatib Berjalan pesertanya berasal dari jamaah Masjid Islamik, pemerintah dan masyarakat. Sedangkan Ghatib Beghanyut sebagaimana biasa akan melewati jalur sungai dengan menggunakan kapal ferry, dengan titik kumpul di pelabuhan LLASDP Siak menuju penyeberangan Belantik.(wik)