SIAK (RIAUPOS.CO) - Keinginan Bupati Siak H Alfedri untuk maksimal dalam memberikan dukungan dalam menyukseskan Rakernas JKPI (Jaringan Kota Pusaka Indonesia) IX Palembang terlihat dari keindahan penampilan seni yang menggambarkan kebudayaan.
Sebagaimana dikatakan Ketua Tim Seni dan Budaya dari Kabupaten Siak Wak Zul, Tim dari Disdikbud berjumlah 60 orang terdiri dari staf kebudayaan dan dari Sanggar Balai Rung Sri (zapin), Sanggar Tasik Seminai (tari Melayu kreasi), Sanggar Mahligai Siak (tari Melayu kreasi), Grup Gasing Berembang Siak, Pengisian Stan pameran budaya.
"Selain Rakernas, ada juga kegiatan Seminar Internasional Kota Pusaka, pawai budaya, master class, pertunjukan kesenian, stan pameran," jelas Wak Zul.
Sanggar Tari Mahligai Siak menampilkan Tari Riuh Tepian. Menceritakan kehidupan masyarakat sehari hari di Sungai Siak, mulai mencuci, mencari ikan, mendayung sampan.
Lalu penampilan Tari Riang Dara dari Sanggar Tasik Seminai, menceritakan perempuan yang cantik, molek dan kuat. Menjadi cerminan bahwa perempuan Siak pernah dididik oleh seorang perempuan tangguh seperti Tengku Agung Sultanah Latifah.
Tarian ini menceritakan keriangan dan kegembiraan dara-dara Siak. Mencerminkan kebanggaannya menjadi perempuan yang hidup dan tinggal di tanah Melayu yang memiliki Istana nan megah dituangkan ke dalam sebuah karya tari yang bertajuk "Riang Dara".
"Tarian ini berpijak kepada motif ragam tarian Melayu seperti lenggang, petik bunga, joget dan zapin," terang Wak Zul.
Ragam di atas dikemas menjadi sebuah karya tari kreasi, namun tetap tidak meninggalkan esensi tari Melayu sebenarnya.
Sementara penampilan gasing berembang merupakan salah satu permainan tradisional Siak yang mengajarkan tentang keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan, seraya mempererat toleransi dan bermanfaat dalam latihan fisik. Gasing juga sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda dengan kategori permainan tradisional.
"Gasing berembang, gasing asli Siak. Bentuknya kayak buah berembang, yang berangkat dari Persatuan Gasing Siak di Kampung Rempak," ungkap Wak Zul.
Zapin tradisi untuk materi master class, setelah penampil memperagakan tari zapin, mereka mengajarkan ke anak sekolah di Palembang, mereka dari Sanggar Balairung Sri.
Mengenalkan seni dan budaya Siak, sehingga orang lain menjadi tahu. Bahkan bersedia mempelajarinya, tentu diharapkan akan terus berkembang dan seni dan budaya Siak akan terus dikenal.
Dengan tampilnya sanggar sanggar ini, Wak Zul berharap pelaku seni di Siak, yang dilibatkan dapat lebih eksis. Ke depan dikatakan Wak Zul, sanggar yang ikut ke acara JKPI digilir, sehingga dapat merasakan tampil di JKPI.
"Terkait anggaran Rp500 juta, dari awal latihan sampai saat ini, tidak akan habis sampai Rp500 juta. Paling sekitar Rp400 jutaan," kata Wal Zul.
Sebab dari 60, tiga tidak berangkat, berarti ada 57 yang pergi. Sementara dari Disdik ada Kadis, Kabid, tambah dua eselon IV dan dua dari golongan III. Tari 21 dengan pelatih, zapin termasuk narasumber 10, bujang dara 6, gasing 6 tambah panitia 6, dan makeup 2 orang, sehingga totalnya 57 orang.(zed)