SENGGANG MARHALIM ZAINI

Bunuh Diri

Seni Budaya | Minggu, 13 Maret 2016 - 02:16 WIB

Bunuh Diri

FRASA “bunuh diri” memang (selalu) negatif. Sebab, hidup yang harus diakhiri dengan cara-cara tertentu, dan dengan paksa, adalah kekerasan, adalah kejahatan. Dengan begitu, maka hidup, kalaupun harus berakhir, haruslah berakhir dengan baik-baik—seperti layaknya judul buku Martin Aleida, Mati Baik-baik, Kawan.

Tapi, bagi Caligula misalnya, baik atau buruk penyebab kematian seseorang, tetap saja kematian membuat manusia tidak bahagia; “Manusia mati, dan mereka tidak bahagia....” Itu memang sebuah drama Albert Camus. Sebuah drama yang puitis tentang utopisme. Simbol-simbol tentang kefanaan/kesementaraan, yang ditolak oleh si tokoh utama, Caligula, hendak menggapai-gapai keabadian.


Maka ketika Caligula, hendak menggenggam bulan, bukankah ia sesungguhnya hendak jadi penguasa keabadian itu, ia hendak jadi dewa. Ia ingin gapai segala yang mustahil oleh rasionalitas. Dan ia pun lawan itu kecemasan dan ketakutan akan kematian. Ia lawan, dengan cara membunuh orang-orang di sekelilingnya. Sebab dengan begitu, ia hendak main-main dengan kematian. Maka tak heran jika Camus bilang, ”Caligula adalah lakon dari bentuk bunuh diri...”  

Frasa “bunuh diri” di situ, adalah filsafat; filsafat kematian sekaligus filsafat kehidupan. Bunuh diri, tidak semata soal bagaimana sebuah kehidupan itu diakhiri, tapi bagaimana kematian itu dinikmati. Lihatlah bagaimana Caligula memerintahkan algojonya untuk membunuh korban secara perlahan-lahan, sambil berbisik, “biar dia tahu bagaimana rasanya mati.”

Pertanyaannya, apakah dengan begitu humanisme dalam diri Caligula telah lenyap? Bagaimana jika sikap ekstrim, bengis, kejam itu, justru membuat ia sampai pada titik utopis, titik nihilisme. Demikianlah. Absurditas memang selalu menyimpan misteri. Ia kerap memperhadap-hadapkan yang rasional dan irasional. Bukankah hidup kita pun, makin ke sini, makin begitu yang kita rasakan? Sepertinya absurditas mengelilingi kita. Kita sepeti berumah dalam dunia yang absurd.










Tuliskan Komentar anda dari account Facebook