SIAK (RIAUPOS.CO) - Lomba menulis sastra Festival Sastra Sungai Jantan (FSSJ) yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Siak harus dipertankan dan terus ditingkatkan kualitasnya. Di tengah minimnya lomba penulisan sastra di Riau beberapa tahun ini, FSSJ menjadi motivator para penulis Riau untuk terus berkarya. Untuk itu, kegiatan ini harus diapresiasi tinggi oleh masyarakat Riau.
Hal ini disampaikan Ketua Tim Juri FSSJ, SPN Marhalim Zaini MA, seusai melakukan penjurian di Kota Siak Sri Indrapura, Ahad (17/10/2019) kemarin. Menurutnya, kalau bisa, daerah lain di Riau juga mengikuti apa yang telah dilakukan oleh Disdikbud Siak ini.
"Masyarakat sastra Riau harus memberi apresiasi tinggi kepada Disdikbud Kabupaten Siak yang sudah menyelenggarakan Festival Sastra Sungai Jantan ini dengan tiga kategori langsung. Sudah lama tak ada lomba penulisan karya sastra di Riau," jelas lulusan ProgramPascasarjana Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta ini.
Dalam kegiatan ini, Bayu Aji Setiawan, Ahmad Ijazi, dan Monda Gianez menjadi pemenang di tiga kategori yang berbeda. Bayu (berasal dari Kecamatan Mempura) berhasil menjadi pemenang di kategori puisi dengan puisi berjudul "Kitalah yang Hidup di Sungai Itu". Bayu menyisihkan hampir 80 naskah untuk lomba yang hanya bisa diikuti oleh peserta dari Kabupaten Siak tersebut.
Di peringkat kedua kategori ini adalah M Arief Al Husein (Koto Gasib) dengan puisi "Cencalok". Sedang peringkat ketiga dimenangi oleh Deni Irawan (Mempura) dengan puisi berjudul "Keruh".
Di kategori cerpen, Ahmad Ijazi dari Pekanbaru berhasil menjadi juara dengan cerpen berjudul "Balian, Roh Leluhur yang Diundang". Cerpen ini menyisihkan lebih 40 naskah yang ikut dalam sayembara tersebut. Cerpen berjudul "Asa di Tepi Sungai Jantan" karya Lusi Arfani (Bengkalis) berhasil menduduki posisi kedua. Sedang peringkat ketiga ditempati Deni Afriadi (Pekanbaru) dengan cerpen "Keranda Plastik".
Untuk kategori naskah drama, tiga penulis asal Pekanbaru mendominasi juara. Monda Gianez dengan naskah berjudul "Dodoi Tolak Bala" berhasil menjadi juara. Menyusul kemudian naskah "Air Mata Senja" karya Joni Hendri dan "Jantan" (Rian Harahap).
Ketua panitia pelaksana kegiatan ini, Zulkarnain Al Idrus, menjelaskan, panitia dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak sangat bersyukur lomba ini mendapat respon positif dari para penulis, baik dari Siak maupun Riau. Ada sekitar 125 naskah secara keseluruhan yang masuk ke panitia.
"Untuk sebuah lomba yang diadakan oleh lembaga setingkat kabupaten dan baru pertama kali diselenggarakan, hal ini menggembirakan. Semoga di masa datang jumlahnya akan meningkat lagi," jelas Zulkarnain.
Ditambahkannya, di masa datang, ada kemungkinan lomba ini akan dibuka untuk umum bagi penulis dari seluruh Indonesia untuk beberapa kategori. Pihaknya masih mengkaji kategori yang akan diperlombakan untuk umum dan untuk kabupaten Siak maupun Riau dengan pertimbangan memberi ruang kepada penulis Siak dan Riau.
Pandangan positif juga disampaikan dua juri lainnya, Kunni Masrohanti dan Hary B Koriun. Menurut Kunni, iven ini harus dipertahankan dan kalau bisa ditingkatkan lagi agar terus menjadi pemantik para penulis di Riau untuk menghasilkan karya terbaik.
"Festival Sastra Sungai Jantan ini sangat membanggakan bagi Siak dan Riau karena kegiatan ini menjadi tetesan air di saat sepinya sayembara atau lomba penulisan sastra di Riau beberapa tahun terakhir ini," ungkap Kunni, wanita kelahiran Sabak Auh, Siak, yang juga Ketua Penyair Perempuan Indonesia ini.
Rencananya, kata Zulkarnain, naskah-naskah ketiga kategori lomba tersebut akan dibukukan oleh panitia. Untuk puisi, akan dipilih 40 naskah terbaik, cerpen 20 naskah terbaik, dan naskah drama 5 terbaik.
"Mudah-mudahan akhir Desember 2019 ini seluruh naskah sudah menjadi buku dan akan dibagikan kepada seluruh peserta yang naskahnya masuk dalam buku-buku tersebut," jelas Zulkarnain.
Editor: Firman Agus