TRADISI MASYARAKAT

BBR Selenggarakan Revitalisasi Tradisi Onduo di Rohul

Seni Budaya | Selasa, 09 Juli 2019 - 15:52 WIB

BBR Selenggarakan Revitalisasi Tradisi Onduo di Rohul
Kepala Balai Bahasa Riau Drs Songgo A Siruah MPd saat membuka acara Revitalisasi Tradisi Onduo, Senin  (8/7/2019) di Hotel Sapadia, Pasir Pengaraian, Rokan Hulu (Rohul). (BALAI BAHASA RIAU FOR RIAUPOS.CO)

PASIR PENGARAIAN (RIAUPOS.CO) - Kegiatan Revitalisasi Tradisi Onduo yang diselenggarakan Balai Bahasa Riau (BBR), harus menjadi pemantik atau stimulus agar tradisi Onduo tetap terjaga dan terawat dalam masyarakat Rokan Hulu (Rohul).

Baik guru maupun siswa yang mengikuti kegiatan tersebut diharapkan dapat menularkan ilmunya kepada siswa lain di sekolah masing-masing. Dengan begitu, dari generasi ke generasi, tradisi Onduo tetap terjaga dan tidak lenyap seperti banyak tradisi lisan tradisional masyarakat di berbagai daerah atau negara.


Hal itu disampaikan Kepala Balai Bahasa Riau (BBR), Drs Songgo A Siruah MPd, saat membuka kegiatan Revitalisasi Tradisi Onduo pada Senin  (8/7/2019) di Hotel Sapadia, Pasir Pengaraian, Rokan Hulu (Rohul). Acara tersebut akan berlansung hingga Rabu (10/7).

"Kegiatan ini penting agar generasi sekarang dan ke depan tetap mau belajar dan menjaga tradisi yang seharusnya menjadi kebanggaan daerah Rokan Hulu," jelas Songgo.

Kegiatan revitalisasi ini diikuti oleh 50 orang siswa dan guru SMP di Rohul. Beberapa narasumber pada acara ini adalah Drs Songgo A Siruah (Kepala Balai Bahasa Riau), Taslim, dan Askardi (budayawan Rohul). Taslim adalah seorang maestro tradisi lisan Koba Rokan yang juga banyak menguasai tradisi lisan Rokan termasuk Onduo.

Salah seorang panitia kegiatan ini, Sarmianti SS, menjelaskan, tradisi Onduo adalah nyanyian pengantar tidur masyarakat Rohul yang sarat dengan pesan moral. Onduo ini biasanya dilakukan pada acara turun mandi, akikah, atau sebelum anak menikah.
 
"Kegiatan revitalisasi ini dilakukan karena adanya kecenderungan tradisi Onduo mulai ditinggalkan oleh masyarakatnya. Revitalisasi ini diharapkan dapat menghidupkan kembali tradisi ini dalam masyarakat," Sarmianti.

Setelah mengikuti pelatihan ini selama tiga hari, tambah Sarmianti,  peserta diharapkan dapat menyanyikan Onduo diiringi musik tradisional. Oleh karena itu, materi pelatihan sebagian besar berupa praktik. 

Sebagai pengantar, peserta juga diberi pengetahuan tentang kebijakan revitalisasi tradisi lisan, pengenalan Onduo, dan pengenalan alat musik pengiring Onduo.

Penulis/Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook