“Terbukti, setiap komunitas yang menaja pementasan selalu ramai bahkan dengan menjual tiket masuk. Inilah mengapa kami sangat apresiasi pada usaha pantang menyerah mereka. Mudah-mudahan helat ini berkelanjutan hingga tahun-tahun kehadapan,” ujarnya.
Selain itu, saat membuka acara, Kamis (28/6) lalu, Dandun juga kembali menjelaskan bahwa mengapa masih mempertahankan nama helat itu dengan Sumatera, sedang pesertanya berasal dari luar pulau dan bahkan luar negeri, karena memang ingin mempertahankan, Sumatera menjadi pusat seni pertunjukan. Menjadi daerah kunjungan insan seni setiap tahunnya dan memberikan ruang seluas-luasnya bagi para seniman.
“Bukan tidak mungkin, Riau menjadi pintu gerbang pusat seni pertunjukan di Sumatera. Setiap daerah dan negara bisa hadir dan menyuguhkan karyanya di gedung Idrus Tintin yang megah ini,” katanya meyakinkan.***