Di Inggris, Manusia Harimau (versi Inggrisnya Man Tiger, diterjemahkan oleh Labodalih Sembiring, diterbitkan oleh Verso Books, London) itu “mengamuk”. Diterbitkan tahun lalu, tahun ini sang manusia harimau membawa nama pengarangnya, Eka Kurniawan, ke level yang lebih tinggi lagi dalam jajaran penulis dunia.
Eka membaca cuplikan Man Tiger dalam sebuah festival sastra di London. Tanggal 10 Maret 2016 lalu, The Man Booker International Prize 2016 mengumumkan daftar panjang judul buku terjemahan calon pemenang untuk kategori yang belum ada sebelumnya. Eka dikabari langsung oleh agen dan penerbitnya di London.
“Ya, bisa dibilang ini kategori baru. Sebelumnya kan penghargaan diberikan lebih kepada orang, pengarangnya, sekarang mereka memberi penghargaan kepada buku yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris di sana,” kata Eka Kurniawan, yang dihubungi setelah makan siang yang terlambat.
Nama Eka pun masuk daftar bersama dua belas nama pengarang dari berbagai negara, antara lain Kenzaburô Ôe (Jepang), Orhan Pamuk (Turki), dan Han Kang (Korea Selatan).
Tentu saja Eka bergembira mendengar kabar itu, tapi ia tak menanggapi kabar baik dari novelnya itu secara berlebihan. Dua hari ini media lokal memburunya.
“Ada yang menghubungi dan wawancara saya di bengkel, kemarin,” katanya tergelak kecil.
Ia, hingga kemarin, justru tak sempat menuliskan apa-apa di blognya soal itu. Ia masih sibuk dengan novel terbaru, novel keempatnya O (Gramedia). “Besok ada launching di Gramedia Central Park. Datanglah… Nggak tahu, Gramedia acaranya apa, tapi dibikin kayak kenduri gitu, tumpengan…” ujar Eka.