SAJAK

Sajak-sajak Saifa Abidillah

Seni Budaya | Minggu, 10 Januari 2016 - 00:02 WIB

BAGIKAN



BACA JUGA


bertahan di atas air IV

jika berjalan di hutan

merupakan

hal paling tepat

untuk mencapai kesempurnaan

rusa-rusa danau itu

akan tetap pada jalan itu

sampai Ia tak merasakan

bahwa jalan yang dilalui

adalah hutan

‘bukankah ini tempatku?’

meniru para rahib

adalah tujuan utama

ketika Ia telah puas

menikmati hutan

menikmati keterasingan

yang menyenangkan

segala pencapaian

perenungan suci  

adalah Tao bagi setiap

rusa

adalah Om bagi Siddharta

adalah Laku bagi Kongfusius

dan Nabi

jadi,

perhatikan baik-baik pembaca

pada akhirnya

rusa-rusa lugu dan cantik itu

sempurna telanjang tanpa satu bulu

pun

yang tersisa

di atas air danau

di atas pukau risau

yang memisau

dan itu merupakan,

heh, dengarkan baik-baik pembaca

tak jewer kupingmu nanti!

dan itu merupakan

cita-cita mulia

bagi setiap rusa yang gila

adalah kamu yang mencintai aku

dan tidak mengharapkan apa-apa

atau aku yang mencintai kamu

hehe, berharap mengulum bibirmu

dengan sempurna

sampai pagi

ajaran yang baik

disampaikan dengan laik

dan tidak muluk-muluk

begitu kira-kira

rusa-rusa itu bersabda

kalau kau berjumpa

sumur di ladang

bolehlah kau meminumnya

kalau kau

menemu rusa-rusa itu

khitmat di atas air danau

bolehlah kau tak mengganggunya

terlebih dahulu

Kutub, 2016

Saifa Abidillah, sekarang masih tercatat sebagai mahasiswa Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Aktif mengelola LSKY (Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta). Tulisan-tulisannya pernah terkumpul dalam antologi bersama, seperti Narasi Mendung dalam Tarian Hujan (2009), Reportase yang Gagal (2010). Bersepeda ke Bulan (2013), Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid III (2015), Nun (2015), dan Negeri Laut (2015).









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook