SAJAK

Sajak-sajak Saifa Abidillah

Seni Budaya | Minggu, 10 Januari 2016 - 00:02 WIB

BAGIKAN



BACA JUGA


bertahan di atas air I

seperti pertapa, rusa-rusa itu

bertahan di atas air

menimba petang pada siang

remang pada gamang

yang pincang

dunia dicipta

dikeningnya sendiri

dari bilah

ketakutan dan kutukan:

‘apakah Tuhan tak

memburu kami?’

barangkali hanya di atas air

di danau yang hijau

di puncak ketinggian

harapan

rusa-rusa itu merasa

dunia ini, seperti bukan kutukan

seperti bukan ketakuan

yang rimbun

di ubun tahun yang uban

Kutub, 2016

bertahan di atas air III

rusa-rusa itu berputar-putar

sendiri di atas air

Tuhan meniupkan api

agar Ia tak berhenti di situ

alam semesta

musik paling sempurna

Ia dengarkan dengan khidmat

betapa hidup

adalah usaha menyimak

sebaik-sebaiknya

betapa air, suara burung camar

dan desau kincir

dan angin hutan

adalah instrument

paling centil

bagi api yang bangkit

dari kekosongan pikiran

Ia ingin mencapai hidup

bersama kekasih

yang mencintainya

dengan cara paling gila

melompatlah ke dalam api

dan jika masih tak merasakan aku

penggallah kepalamu

tapi apakah rusa-rusa itu

percaya dan mengangguk

lalu patuh pada isyarat

dan petunjuk

yang kabarnya

adalah jalan abadi  

untuk berjumpa

rusa-rusa itu tidak setolol

yang dibayangkan rusa-rusa lain

ketika Ia hanya

diam

dan tidak bicara

bagaimana dunia berkerja

dan dicipta

dari bintik cahaya Nabi

rusa-rusa itu selalu percaya

suara-suara rusa lain yang

berhamburan

tak gila seperti dirinya

yang terbakar api tungku

dan kau pembaca

mungkin akan menyebutnya

cinta yang tak pasti

maka setiap jalan yang diputuskan

Ia samarkan, sebagaimana malam

diam-diam menyamarkan matahari

dan akhirnya dhukka itu

dalam istilah teologi Buddhis

tidak mencintai penyair pesisir

dengan alasan apa pun

sebab rusa-rusa itu

hanya alat, dan tokoh dalam puisi ini

yang dikerahkan

jauh sebelum penyair     

mengenal Tuhan

apakah hari ini penyair

telah mengenal Tuhan?

rusa-rusa itu selalu percaya

pasti pembaca akan bilang

TIDAK

Kutub, 2016









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook