SAJAK

Sajak-sajak Cahaya Buah Hati

Seni Budaya | Minggu, 10 Januari 2016 - 00:27 WIB

BAGIKAN



BACA JUGA


Simpang Terjauh Itu Dalam Diri

:Emak

jalanmu yang jauh

di secangkir kopi

panas yang kau rindu

bagimu sikit

harimu adalah pagi

di hati mereka yang mulai berdaun

di pinggirnya kabut meranting waktu

entah sampai kapan

kita dalam titik

dan simpang terjauh itu

dalam diri

apakah sungguh

tempat kita bertemu

Wanita Itu Si Pembakar Dupa

wanita itu membakar dupa

saat malam berpurnama jingga

cahaya mata merenung

jejak bintang mengatup

bintik edar wajahmu

entah pada siapa

seseorang beranjak

dan ransel itu adalah peristiwa

memikul setiamu

sebisu simpang

Gadis Penyaram

Hingga malam

Gadis-gadis itu menatap debu

Jalanan hilir mudik

Dan doa si pemilik etalase

Orang-orang menuju Pekanbaru

Turun menghitung penyaram

Dari cucur aren

Tepung, air, minyak

Kota yang mengalir di tubuhnya

asap mengabut dari pembakaran

tubuh sendiri

Kita telah duduk di atas tungku

pagi berganti

menghangat diri dari asa

daun-daun memutih debu

rahim asap yang mengendap

di dalam masker

kami menitih rindu

duhai negeri..

inilah kami...

kami tetap berangkat

ke toa yang memanggil

hari terus berlanjut

anak-anak dalam buai

memiting susu

bukankah?

siapapun yang di depan

kami tetap sesak

berkelambu

kita  memandang

ubun-ubun yang terbakar

dari rindu angin atau sesiapa yang mau

adalah kotaku

kota yang mengalir di tubuhnya asap

mengabut dari pembakaran tubuh sendiri

kami merindukanmu dalam hujan

bukan?

asin hujan

yang  payau

Cahaya Buah Hati, bergiat di Komunitas Paragraf dan guru di SDN 65 Pekanbaru. Membaca puisi pada beberapa event seperti: Temu Taman Budaya Nasional 2010, Hijrah di Purnama, Event Satelit Ubud Writers and Readers Festival di Balai Bahasa Propinsi Riau (2010), Tarung Penyair se-Asia Tenggara di Anjung Cahaya Kota Tanjung Pinang (2011), Aksi Panggung Penyair Perempuan Riau (2011), dan Hari Puisi di taman budaya Padang (2015).  Sajak-sajaknya dimuat di Riau Pos, Batam Pos, Indopos, dan lain-lain. Termaktub dalam buku antologi bersama seperti  Ziarah Angin (2009), Mengucap Sungai, Fragmen Sunyi, Rahasia Hati (2011), Munajat Sesayat Doa (2011), Ayat-Ayat Selat Sakat (2013), Bendera Putih Untuk Tuhan (2014), dan Pelabuhan  Merah (2015).









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook