SAJAK

Sajak-sajak Ahmad Ijazi H

Seni Budaya | Minggu, 03 Januari 2016 - 17:35 WIB

Perlawanan Banten

I

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

bak kawanan burung enggang,

Belanda menyambang

dengan genderang,

mengekang ruas-ruas batas pandang.

duhai, Sultan Abu’mufakhir dan balatentara.

takhta itu direnggut sudah

bagai sengkarut yang lucur dari rambut ibu.

bagai petaka, yang berembus dari utara.

Pangeran Ranamenggala digulingkan.

dan, akhir mupakat itu, begitu karib, tiada cacat

Banten dan Batavia kembali erat,

dalam jabat.

sungguh, hubungan itu bagai tali, terikat

tetapi tak menjerat siasat

nun jauh, Mataram menanam pohon-pohon api.

di bawah tanah: ladang membakar, berkobar-kobar

Sultan Abu’mufakhir terjengkang, lalu diguling-gulingkan.

lalu wafatlah ia.

takhta dilebur-leburkan

persahabatan lacur. hancur. hina.

lalu ditiadakanlah ia.

II

Sutan Ageng Tirtayasa menduduki takhta.

agung, bagai tirta.

kebenciannya curam, runcing bagai beling, bagai taring

gelisahnya melampaui genap, kalap

bagai hendak menelan VOC bulat-bulat

tak ia biarkan kebebasan Banten dipasung, bagai patung.

seperti kerbau yang hidungnya dijejali temali,

dibeliti gulma,

tak lagi bisa mengemudi arah angin

untuk membentang bandar perniagaan

sehampar samudera.

kukuh ia menyekutui Syahbandar Kaytsu

jejak kepemimpinannya tangguh,

labuh, bagai jutaan ruh, bagai tembok batu

Banten memuncak.

Makassar, Aceh tertinggal di buritan.

bandar terbesar di Nusantara tersandang,

begitu garang, bagai tiada tanding.

cemerlang. gemilang.

III

Inggris menyepuh Banten bagai bongkah emas

menyihir niagawan ulung bertarung.

bagai disabung

Banten mashur,

gemawa merengkuh semesta: Asia Tenggara

sayang, keadaan yang tenang menyulut kisruh

Belanda menghasut, menabur gemuruh,

Batavia dan Banten rusuh,

saling membunuh.

di bawah cengkeraman Sultan Ageng Tirtayasa,

Banten menjajah kapal dagang serta perkebunan VOC.

orang-orang Banten menggoncang kekuasaan Belanda

tembok kota Batavia terjamah: pasrah.

Belanda memerangi Trunojoyo dengan kesia-siaan.

bagai menugal liang penyesalan.

dan nyeri pun ditelan.

2015

Kemunduran Mataram

I

ambisi Sultan Agung begitu berbisa,

buas panas seperti tungku api

Banten harus tunduk bersimpuh

meratap di ujung kaki, begitukah seharusnya?

waktu itu,

Sultan Agung hendak meminjam kapal VOC

mengangkut pasukan serta bermacam perbekalan

ke tanah Banten

sayang, permintaan tersebut ditolak

Sultan Agung murka, kalap,

membabi buta.

pertikaian Belanda Jepara

menyulut amarah Sultan Agung

Belanda menyerang, menerkam,

menghimpun kesumat

puluhan orang Jepara tewas,

disembat rasa yang teramat kelat

tahulah Sultan Agung jika VOC benar-benar

menjadi ancaman bagi kelangsungan

hidup orang-orang Mataram

niatnya menyerang Banten urung

ia lalu menghimpun segala kekuatan

untuk menaklukan Batavia

2015









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook