Perlawanan Banten
I
bak kawanan burung enggang,
Belanda menyambang
dengan genderang,
mengekang ruas-ruas batas pandang.
duhai, Sultan Abu’mufakhir dan balatentara.
takhta itu direnggut sudah
bagai sengkarut yang lucur dari rambut ibu.
bagai petaka, yang berembus dari utara.
Pangeran Ranamenggala digulingkan.
dan, akhir mupakat itu, begitu karib, tiada cacat
Banten dan Batavia kembali erat,
dalam jabat.
sungguh, hubungan itu bagai tali, terikat
tetapi tak menjerat siasat
nun jauh, Mataram menanam pohon-pohon api.
di bawah tanah: ladang membakar, berkobar-kobar
Sultan Abu’mufakhir terjengkang, lalu diguling-gulingkan.
lalu wafatlah ia.
takhta dilebur-leburkan
persahabatan lacur. hancur. hina.
lalu ditiadakanlah ia.
II
Sutan Ageng Tirtayasa menduduki takhta.
agung, bagai tirta.
kebenciannya curam, runcing bagai beling, bagai taring
gelisahnya melampaui genap, kalap
bagai hendak menelan VOC bulat-bulat
tak ia biarkan kebebasan Banten dipasung, bagai patung.
seperti kerbau yang hidungnya dijejali temali,
dibeliti gulma,
tak lagi bisa mengemudi arah angin
untuk membentang bandar perniagaan
sehampar samudera.
kukuh ia menyekutui Syahbandar Kaytsu
jejak kepemimpinannya tangguh,
labuh, bagai jutaan ruh, bagai tembok batu
Banten memuncak.
Makassar, Aceh tertinggal di buritan.
bandar terbesar di Nusantara tersandang,
begitu garang, bagai tiada tanding.
cemerlang. gemilang.
III
Inggris menyepuh Banten bagai bongkah emas
menyihir niagawan ulung bertarung.
bagai disabung
Banten mashur,
gemawa merengkuh semesta: Asia Tenggara
sayang, keadaan yang tenang menyulut kisruh
Belanda menghasut, menabur gemuruh,
Batavia dan Banten rusuh,
saling membunuh.
di bawah cengkeraman Sultan Ageng Tirtayasa,
Banten menjajah kapal dagang serta perkebunan VOC.
orang-orang Banten menggoncang kekuasaan Belanda
tembok kota Batavia terjamah: pasrah.
Belanda memerangi Trunojoyo dengan kesia-siaan.
bagai menugal liang penyesalan.
dan nyeri pun ditelan.
2015
Kemunduran Mataram
I
ambisi Sultan Agung begitu berbisa,
buas panas seperti tungku api
Banten harus tunduk bersimpuh
meratap di ujung kaki, begitukah seharusnya?
waktu itu,
Sultan Agung hendak meminjam kapal VOC
mengangkut pasukan serta bermacam perbekalan
ke tanah Banten
sayang, permintaan tersebut ditolak
Sultan Agung murka, kalap,
membabi buta.
pertikaian Belanda Jepara
menyulut amarah Sultan Agung
Belanda menyerang, menerkam,
menghimpun kesumat
puluhan orang Jepara tewas,
disembat rasa yang teramat kelat
tahulah Sultan Agung jika VOC benar-benar
menjadi ancaman bagi kelangsungan
hidup orang-orang Mataram
niatnya menyerang Banten urung
ia lalu menghimpun segala kekuatan
untuk menaklukan Batavia
2015