SAJAK

Sajak-sajak Eddy Pranata PNP

Seni Budaya | Minggu, 03 Januari 2016 - 00:42 WIB

BAGIKAN



BACA JUGA


Rumah Sajak

 

ruang ini hanya beberapa saat menjadi milik kita

kita tuliskan sajak sebanyak-banyaknya

lalu kita berpisah; kau ke barat aku ke timur

kita bertemu lagi di ruang yang lain

kita tulis lagi sajak sebanyak-banyaknya

lalu kita berpisah lagi; kau ke utara aku ke selatan

kita bertemu di ruang yang lain lagi

kita tulis lagi sajak sebanyak-banyaknya

kita satukan sajakku dan sajakmu

kita jangan berpisah lagi

kita jadikan seluruh sajak yang sudah kita tulis

menjadi rumah; rumah kita

rumah yang terbuat dari sajak-sajak!

 

Cilacap, 16 Desember 2015

 

 

Kukayuh Pendayung

Sampan Cahaya

 

angin malam tidak baik untukmu, kekasih

apalagi ombak memecah membasahi wajah dan tubuh

 

jangan kautolak jubahku untukmu, jubah kasih

o. lihatlah di kejauhan sana mercusuar menyala

kita hendak ke sana ke pulau kecil yang indah serupa percikan sorga

 

dan engkau memelukku sangat erat

kukayuh pendayung sampan cahayaku dengan sepenuh jiwa

sepenuh langit dan laut!

 

Cilacap, 15 Desember 2015

 

Eddy Pranata PNP, sekarang tinggal Cirebah pinggiran Banyumas, Jawa Tengah. Lahir 31 Agustus 1963 di Padang Panjang, Sumatra Barat. Sehari-hari beraktivitas di Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap. Buku antologi puisi tunggalnya Improvisasi Sunyi (1997) dan Sajak-sajak Perih Berhamburan di Udara (2012). Puisinya juga terhimpun dalam sejumlah antologi: Rantak-8 (1991), Sahayun (1994), Mimbar Penyair Abad 21 (1996), Antologi Puisi Indonesia (1997), Puisi Sumatera Barat (1999), Pinangan (2012), Akulah Musi (2012), Negeri Langit (2014), Bersepeda ke Bulan, dan lain-lain. Puisi-puisinya juga dipublikasikan di Horison, Indo Pos, Suara Merdeka, Padang Ekspres, Riau Pos, Lampung Pos, Singgalang, Haluan, dan lain-lain.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook