Rumah Sajak
ruang ini hanya beberapa saat menjadi milik kita
kita tuliskan sajak sebanyak-banyaknya
lalu kita berpisah; kau ke barat aku ke timur
kita bertemu lagi di ruang yang lain
kita tulis lagi sajak sebanyak-banyaknya
lalu kita berpisah lagi; kau ke utara aku ke selatan
kita bertemu di ruang yang lain lagi
kita tulis lagi sajak sebanyak-banyaknya
kita satukan sajakku dan sajakmu
kita jangan berpisah lagi
kita jadikan seluruh sajak yang sudah kita tulis
menjadi rumah; rumah kita
rumah yang terbuat dari sajak-sajak!
Cilacap, 16 Desember 2015
Kukayuh Pendayung
Sampan Cahaya
angin malam tidak baik untukmu, kekasih
apalagi ombak memecah membasahi wajah dan tubuh
jangan kautolak jubahku untukmu, jubah kasih
o. lihatlah di kejauhan sana mercusuar menyala
kita hendak ke sana ke pulau kecil yang indah serupa percikan sorga
dan engkau memelukku sangat erat
kukayuh pendayung sampan cahayaku dengan sepenuh jiwa
sepenuh langit dan laut!
Cilacap, 15 Desember 2015
Eddy Pranata PNP, sekarang tinggal Cirebah pinggiran Banyumas, Jawa Tengah. Lahir 31 Agustus 1963 di Padang Panjang, Sumatra Barat. Sehari-hari beraktivitas di Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap. Buku antologi puisi tunggalnya Improvisasi Sunyi (1997) dan Sajak-sajak Perih Berhamburan di Udara (2012). Puisinya juga terhimpun dalam sejumlah antologi: Rantak-8 (1991), Sahayun (1994), Mimbar Penyair Abad 21 (1996), Antologi Puisi Indonesia (1997), Puisi Sumatera Barat (1999), Pinangan (2012), Akulah Musi (2012), Negeri Langit (2014), Bersepeda ke Bulan, dan lain-lain. Puisi-puisinya juga dipublikasikan di Horison, Indo Pos, Suara Merdeka, Padang Ekspres, Riau Pos, Lampung Pos, Singgalang, Haluan, dan lain-lain.