Peluru Kedua
Beribu kekosongan di benakku ini
Telah kujejerkan di sepanjang pantai
Hingga berubah jadi lembaran usang
Lalu hempasan gelombang mengaburkannya
sayang
jauh sebelum engkau melepas laras
dan pelurumu menembus kening
aku telah mati
jadi
pelurumu tak berarti bagi jasadku
tidak usah engkau cemburu
pada butir pasir yang cumbui bibirku
sebab air laut pun tiada mampu
memaksa ombak pisahkan kami
tenanglah engkau duhai kekasihku
tetaplah bersama senapan di tanganmu
karena,
bisa saja aku kembali hidup
lalu terbujur kaku oleh peluru keduamu
Air Molek, 2015
Bujukan si Pendaki
Jejak fajar himbau malam yang tertinggal
Di cadas singgalang
Tapi langkah selalu memasang debar
Pada tumit-tumit yang tertatih
Biar rayuanmu tentang telaga
Yang airnya hijau toska
Nun di puncak sana
Tetap saja tubuh ini beku oleh badai
Azizah Masdar, lahir di Pematangrebah, Indragiri Hulu, 31 Desember 1991. Semasa masih duduk di bangku salah satu SMA di Pekanbaru, ia bergabung dengan Komunitas Paragraf angkatan I. Melanjutkan pendidikannya di STIE Indragiri Hulu. Selain di Riau Pos, karyanya juga termuat dalam buku antologi Kopi Hujan Pagi (2012),