ESAI SASTRA

"Suara 16", Belajar dari Suara Ayam Jantan

Seni Budaya | Minggu, 27 Desember 2015 - 01:25 WIB

Begitu hebatkah suara ayam jantan sehingga tokoh lelaki dalam cerpen Suara 16 sanggup bersusah-payah? Di sini, mari kita mencermati hadis sahih berikut. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad dari Shalih bin Kaisan dari Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah dari Zaid bin Khalid ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian mencela ayam jantan sebab ia membangunkan (orang) untuk shalat” (Abu Daud - 4437).

Telah menceritakan kepadaku Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Laits dari Ja’far bin Rabi’ah dari Al A’raj dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Apabila kamu mendengar kokok ayam jantan, maka mohonlah kemurahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena pada saat itu ayam tersebut sedang melihat malaikat. Sebaliknya, apabila kamu mendengar ringkikan keledai, maka berlindunglah kepada Allah dari segala kejahatan setan. Karena pada saat itu, keledai tersebut melihat setan” (Muslim - 4908 dan Tirmidzi - 3381).

Hadis tersebut merupakan teks penguat inti cerpen "Suara 16". Di sini, TIJ secara sadar memahami fakta ke-Islam-an yang ada pada suara ayam jantan. Dari fakta religius ini, ada beberapa pelajaran yang dapat kita tangkap dari peri laku suara ayam jantan. Pertama, suara ayam jantan bermakna masuknya waktu salat. Hewan istimewa ini selalu bernyanyi di tengah malam (mengingatkan muslim untuk salat malam), subuh (mengingatkan umat Islam untuk salat subuh), terkadang sekitar pukul 8 pagi (mengingatkan muslim untuk salat duha). Kedua, mengingatkan muslim untuk bermunajat kepada Allah Taala. Ketiga, ayam jantan merupakan salah satu hewan istimewa yang dikaruniai Allah untuk bisa melihat malaikat. Keempat, ayam jantan memiliki disiplin waktu. Secara sadar, menurut saya, TIJ ingin menyampaikan pesan-pesan religius ini melalui cerpen "Suara 16". Pesan ini bagai berlayar hingga sampai ke pulau, berjalan sampai ke batas.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook