MELAYAT WAFAT LEON AGUSTA

Monumen Safari dari Catatan Putih Kiprah Kesastraan

Seni Budaya | Minggu, 20 Desember 2015 - 01:27 WIB

Monumen Safari dari Catatan Putih Kiprah Kesastraan

Tulisan ini tentu saja hanya renjisan secebis dari monumen safari gendang pengembara Leon Agusta sebagai catatan putih. Tak cukup meraup lingkup karya-karyanya, namun memadai menyimpai nilai kehidupan almarhum untuk kita mafhumi. Ini pulalah katanya: …Aku ingin mengatakan kau mungkin benar/ Aku mengira kau masih akan menoleh sejenak/Ketika kau melangkah meningggalkan pagar terbuka/ Pagar yang sudah melepasmu dari suatu masa/

Menuju sebuah zaman lain yang belum bernama.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

 Khotimah: Warkah Takziyah

 Lama menetap di Jakarta,  Leon Agusta, sepuluh hari sebelum wafat, minta diantar ke Sumbar. Ranah minang tempat darah ibunya tumpah melahirkannya, menjadi bumi peristiratan terakhir oleh qodho dan qodar Allah al-Ghofar. Bergegas dibawa ke rumah sakit pada 04.14 WIB karena nafas Leon Agusta mendadak sontak sesak dan pingsan ke RS Yos Sudarso, dia dirujuk ke RSUP dr. M. Djamil sebab satu paruparunya tak sanggup menahan asmanya yang kambuh, dia pun berpulang dengan tenang ke Rohmatullaah, 16.20. Arwahnya semoga husn al-khotimah, karyanya hendaknya menjadi ‘amal sholih yang bernilai ibadah. Anak-anak yang ditinggalkan meneruskan dengan tulus jejak bijak ayah mereka di lebuh raya sastra. Leon Agusta Institute oleh Yulia F Agusta dengan Lomba Cipta Puisi dan Paga Award menjadi gerakan perubahan di jalan budaya. Paul Agusta pula berkiprah di sinema, dan mengaktifkan laman maya (Facebook) Leon Agusta, Indonesiaan Poet agar “potret” ayah mereka tetap terjepret memancar.

Penyakit bukanlah pembunuh. Bertahun gering barulah terbaring selama-lamanya meninggalkan dunia, karena ajal dah sampai, janji dan tiba. Sebagaimana dinyatakan dengan bijaksana pada baris puisinya: Semua telah dimaafkan, sebab kita pernah bahagia. Berbahagia jualah dia di Barzah hingga “berlayar’ ke Mahsyar, sampai ke tujuan: al-Jannah al-Firdaus:

Allahumagh firlahu warhamhu wa’a fihi wa’fu ‘anhu, wa ja’alhu min ahl al-mushibah min al-shobirin wa al-mukhlishin.Aamiin Yaa Raobb al-‘Alamiin.***

H Syafruddin Saleh Sai Gergaji, dai, sastrawan-budayawan, Koordinator Bidang Agama dan Nilai Adat (AGNA) LAM Riau

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook