Ia menceritakan, ide untuk membuat sebuah miniatur rumah adat berawal dari kerinduannya dengan rumah tempat tumbuh besarnya di kampung halaman, yakni di Desa Langkat, Binjai. ”Sekitar 4 tahun lalu saya pulang kampung. Pas sampai di rumah ternyata rumah saya sudah tidak ada. Akhirnya saya jumpa saudara. Katanya rumah dibongkar namun saya tidak diberi tahu sebelumnya,” sebutnya menceritakan.

Rencananya, saat itu dirinya berencana untuk menginap selama sepekan di rumah kampung halamannya tersebut. Namun karena rumah sudah tidak ada, selama dua hari di Binjai ia kembali ke Pekanbaru. Sesampainya di Pekanbaru, Afifudin tak bisa tidur. Pikirannya selalu melayang tertuju dengan rumah di kampung halaman.

Akirnya, dengan rasa rindu yang mendalam ia mulai membuat miniatur rumah kampung halaman yang ia rindukan. ”Jadi rumah saya di kampung memang bentuknya seperti rumah panggung juga. Saya bayang-bayangkan seperti apa bentuknya habis itu saya coba buat,” lanjutnya.

Kerinduannya pun akirnya sedikit terobati ketika miniatur rumah yang ia buat mirip dengan rumah yang ada di kampung halamannya. Miniatur rumah itupun ia pajang. Selang beberapa waktu, seorang sahabat datang berkunjung ke rumahnya. Melihat pajangan miniatur rumah tersebut, sahabatnya meminta dibuatkan dengan maksud untuk dibelinya.

Setelah itu, Ia pun terfikir untuk menjadi pengrajin miniatur rumah adat Riau. Hingga saat ini, hasil kreatifitasnya cukup memiliki banyak peminat. Ada 4 toko oleh-oleh Khas Riau yang menjadi langganannya. Untuk harga yang dipatok pun beragam. Mulai dari Rp 450.000 hingga Rp 1.500.000. Harga tersebut tergantung dengan jenis produk serta ukuran produk yang di hasilkan.

Seperti miniatur rumah adat Riau dengan ukuran sekitar 30x10 cm. Miniatur tersebut dijual Afifudin dengan Rp 450.000. Memang, untuk benda seni seperti itu, di pasaran biasanya terjual dengan harga Rp 700.000. Dalam sebulan, Ia mengaku mampu memproduksi sekitar 10 sampai dengan 15 miniatur rumah adat.