“Kalau jumlah saya tidak hafal mungkin ya, berapa jumlahnya. Mungkin bisa ditanya ke Bu Wiwid, nanti Bu Wiwid akan jelaskan selaku pemegang program,” elaknya.
Ditempat yang sama, Riau Pos juga berkesempatan mewawancarai Ketua Dewan Pembina Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi atau yang akrab disebut Kak Seto, saat tiba di pintu keberangkatan Bandara SSK II untuk pulang ke Jakarta.
Menurut Kak Seto, bahaya HIV/AIDS sudah semakin mengerikan, dan bahkan anak-anak usia produktif atau usia sekolah sudah banyak yang tertular penyakit ini, tentu hal ini menjadi ancaman. Hal ini juga disebutkannya, tidak terlepas dari pengaruh televisi dan kecanggihan gadget yang dimiliki anak-anak saat ini tanpa ada pengawasan dari orang tua.
‘’Perlu betul-betul diberikan suatu pendampingan yang mana mungkin menyadarkan mereka dari berbagai kemungkinan terjangkitnya HIV/AIDS misalkan melalui sex bebas,” kata Seto.
Dalam sosialisasi HIV/AIDS ini, dia (Kak Seto, red) mohon agar anak-anak tidak dilupakan jadi sasaran kampanye. ‘’Supaya mereka tahu apa HIV/AIDS, dan bagaimana cara mencegahnya supaya tidak terjangkit,’’ begitu ujar Kak Seto.
Sementara Ketua Majelis Dakwah Indonesia (MDI) Kota Pekanbaru Tarmizi Muhammad mengatakan penularan bahaya HIV/AIDS itu perlu diwaspadai. Dia mengimbau, kepada seluruh masyarakat khususnya Pekanbaru dan Riau untuk dapat menjauhkan diri dari serangan penyakit menular HIV/AIDS ini.
“Jadi harus selalu waspda dari bahaya ini,” kata Tarmizi yang juga merupakan anggota Komisi III DPRD Kota Pekanbaru.(gus)