Jalan Panjang Petalangan
__Bagi Mak Pilih, seorang pelantun
nyanyi panjang Petalangan
kau akan terberai dari moyangmu kelak,
merenangi sungai, terhempas di beting-beting,
mengarungi segala kuala merompak gecak ombak,
melayarkan diri menyusuri tanjung-tanjung,
terbelah di riak-riak ruas-ruas arus gelombang,
bagai buih-buih yang pecah kembali ke palung,
menyatu di dada laut dan terlarut di denyut laut,
mari terus menyanyi dalam dada yang sunyi,
lawan segala cabaran, padamkan api dendam,
nyanyikan nyanyian panjang, lantunkan nada pantun,
ke dada kami yang dahaga ini, agar pecah kerak cangkang,
biar belah yang patut dibelah, biar longkang itu cangkang.
Pekanbaru, 2015
Menjalar dalam Pikiran Linguis
aku menjalar seperti akar,
mengalir mencari sumber makna,
inti dari kesedihan yang berasal,
dari pedih di jantung batu,
dan tak pernah kuminta lahir sebagai musafir,
tapi luka yang terlanjur,
disayat ideologi, kitab, traktat,
yang membuat aku berjalan dalam diri,
seperti yang tercatat dalam kitab masa lalu,
dan aku akan merenung tanpa tenung,
membaca diri tanpa semadi,
juga tanpa pertapaan yang panjang,
aku akan mengalahkan penujum bermuka masam,
penyair yang nyinyir bersyair tentang kesaktian datu,
moyang kata-kata, leluhur bahasa,
tentang identitas yang ditebas para penetau rimba lingua,
merenjis-renjiskan dialektis yang ngawur, dalam mengigal kata.
Pekanbaru, 2015