Tampil sebagai pembuka dan bintang tamu di Malam Madah Poedjangga itu, Mat Rock dan Hang Kafrawi menggelar musikalisasi karya Ibrahim Sattah. Dengan petikan gambus, Mat Rock meningkah setiap bait-bait sajak yang dipekikkan Hang Kafrawi.
Selain itu, tampil juga pembacaan puisi Muhhamad Asqalani, Bambang Karyawan, Aamesa Aryana, Hanif (komunitas Belantara Kata), Muhammad De Putra (Komunitas Pena Terbang), Aris Abeba, Syahroni al Jibril dan tidak ketinggalan salah seorang keluarga dari purnawirawan polisi, Nuni Arke. Bahkan Direktur Pembinaan Masyarakat Polda Riau, Dr Sugiono turut membacakan sebuah puisi.
Diakui Sugiono tadi malam, bahwa nama Ibrahim Sattah baru diketahuinya ketika dia mencari di internet, sungguh tidak disangkanya, ada seorang polisi yang menjadi penyair sekaligus. Hal itu membuatnya merasa terharu. Ke depannya, lanjut Sugiono, Ibrahim Sattah perlu diusulkan sebagai pahlawan polisi di Riau.
Menyikapi keterkaitan puisi dan polisi dinilai Sugiono bagus sekali. Polisi tugasnya bersentuhan dengan masyarakat. Sentuhan-sentuhan ini boleh didapatkan dari pengalaman atau hal-hal yang terdapat di dalam seni. “Saya sangat apresiasi akan hal itu dan saya siap mewadahinya. Kalau memang memungkinkan, hidupkan kembali sanggar Teater Bhyangkara seperti yang pernah dilakukan Ibrahim Sattah. Kalau perlu dibawah direktorat yang saya pimpin,” ujarnya semangat.
Apalagi, lanjut Sugiono, tema besar yang diusung kepolisian sejak lama adalah Polisi Menjaga Peradaban. Tema yang diusung itu sangat sejalan dengan tema yang diusung Malam Madah Poedjangga yang dilaksanakan tadi malam.”Artinya semangat ini sejalan dan patut diapresiasi,” tutup Sugiono.(jef)