Menunggu Panggilan
catatlah sebagai jemputan
karena pertemuan ditunda
jalanjalan serupa wajahmu:
bening disambit riuhgaduh
di arlojiku waktu pun patah
tak ada matahari singgah
namun debu musim kering
bagaikan kabut, seperti asap
aku hilang pandang
tatap yang sepat
hanya menunggu panggilan lagi
aku pun akan menembus debu,
kabut, dan asap. di bumi ini
hanya aku sunyi?
di tubuh arloji yang selalu geliat
aku catat galau. biarlah patahan
angka itu menyusun kembali
betapa pun sendiri
meski sangat berat
menggotong setiap jemputan
dan menjaga perjumpaan
supaya tak koyak
cuaca saat ini
benarbenar duri!
2 Oktober 2015