(RIAUPOS.CO) - PESTA Sungai Bokor telah pula ditetapkan sebagai salah satu event wisata budaya unggulan di Riau. Sejak dimulai 2010, helat yang digagas Sanggar Bathin Galang, Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti ini terus berjalan. Ada atau tidaknya dana, mereka (masyarakat Bokor) tak patah arang. Mereka sudah terbiasa dengan situasi dan kondisi tersebut. Bagi mereka, helat itu harus dipertahankan sebagai upaya mengekalkan eksistensi masyarakat kampung pada budayanya sendiri.
"Tahun ini kami tetap gelar Pesta Sungai Bokor dengan sangat sederhana sekali. Kami percaya, masih banyak pihak, di luar masyarakat kami yang peduli. Dan ini terbukti, beberapa pihak membantu kami sesuai bidangnya. Alhamdulillah, dan kami ucap syukur serta terimakasih tak terhingga untuk bantuannya," ulas ketua Sanggar Bathin Galang, Sopandi SSos.
Sebagai penggagas berbagai perhelatan seni budaya, salah satunya Pesta Sungai Bokor, Sopandi mampu memompa spirit komunitas dan masyarakat untuk terus berbuat dan berkarya. Setelah berlangsung selama delapan tahun berturut-turut, tidak sedikit komunitas seni yang hadir, baik lokal, nasional, bahkan internasional tampil di kampung bersejarah itu. Ribuan wisatawan juga telah menginjakkan kakinya di sana, dan menikmati suguhan alam, hasil hutan, durian, manggis, rambutan dan lainnya. Telah mencicipi masakan khas Melayu, warga Bokor yang sangat ramah pada pendatang.
Selain itu, wisatawan maupun komunitas seni yang pernah menginap di sana, juga bersukaria karena berbaur langsung dengan pemilik rumah yang dijadikan sebagai homestay. Banyak cerita dan kisah menyenangkan dituturkan siapa saja yang pernah ke sana.
"Kami ingin agenda budaya ini terhenti karena tak punya dana memadai. Kami berupaya maksimal agar apa yang kami citakan wujud sepanjang waktu," ulas Sopandi.
Bangun Kampung
Helat Pesta Sungai Bokor tahun ini diberi tema, "Mari Bergerak Membangun Desa". Sebuah keinginan kolektif yang tumbuh dan berkembang sejak lama. Ribuan orang hadir ke lokasi acara, di salah satu area kampung itu. Masing-masing orang, dari berbagai kecamatan, kelurahan, kampung-kampung sekitarnya menjadi saksi atas peristiwa tersebut.
Laporan FEDLI AZIS, Pekanbaru