Bergerak demi Eksistensi

Seni Budaya | Minggu, 08 Juli 2018 - 12:13 WIB

Bergerak demi  Eksistensi
Karya teater berjudul Kamar Mandi Kita dipentaskan di Laman Bujang Mat Syam, Komplek Bandar Serai oleh Komunitas Hitam Putih, sutradara Yusril (Katil), beberapa waktu lalu.

Dijelaskannya, kesenian tidak dipertahankan, tapi harus diperjuangkan. Selain itu, merawat seni tradisi harus dikembalikan pada komunitas penyanggahnya. Lebih jauh dikatakannya, gerakan kesenian di masih belum terlihat dan terasa bagi keberadaan kesenian di Riau secara keseluruhan, baru sebatas Kota Pekanbaru saja.

"Kita tentu mengharapkan, komunitas di Riau secara luas bertambah sehingga tidak seperti sebuah siklus yang cenderung pada pengulangan. Memang komunitas yang bergerak lumayan jumlahnya, tapi terasa masih yang itu-itu saja," tambah Iwan Irawan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Bersinergi

Baru-baru ini, tiga perhelatan berlangsung secara berentetan, seperti Ajang Teater Sumatera (ATS) lll (28-30 Juni), Parade Teater (1-3 Juli), dan Parade Tari (7 Juni). Selain itu, juga akan digelar pertunjukan teater secara mandiri oleh Suku Seni Riau berjudul Hikayat Orang Laut pada akhir Juli nanti.

Berbagai aktivitas seni pertunjukan ini juga akan terus bergulir hingga akhir tahun. Salah satu pertunjukan teater yang juga akan digelar di Riau pada Juli ini adalah Komunitas Nan Tumpah asal Kota Padang. Karya-karya itu disuguhkan di hadapan publik Pekanbaru sekitarnya.

Sutradara Komunitas

Nan Tumpah Mahatma mengatakan, publik di Pekanbaru sudah dikenal luas sangat apresiatif. Itulah mengapa, ia dan komunitasnya memilih Riau sebagai tempat menggelar karya dalam tahun ini. Ditambah lagi, gedung teater Anjung Seni Idrus Tintin cukup megah dengan dilengkapi pasilitas memadai.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook