PUTU WIJAYA

"Teror Mental"

Seni Budaya | Minggu, 15 April 2018 - 10:54 WIB

"Teror Mental"
Putu Wijaya

BAGIKAN



BACA JUGA


Lelaki itu yang dikenal dengan nama Alung. Ia berteriak salam, Merdeka!!! Sekali merdeka, merdeka sekali. Ia mengucai (ngoceh, red) panjang tentang sejarah, berkisah panjanglebar tentang cita-cita, waktu, kenangan masa lalu, tukang kebiri bingkai figura tempat memajang sejarah yang sakral, tindakan kriminal memutar balikan sejarah yang harusnya di pajang di museum layaknya fosil dan prasasti.

Alung lupa waktu, karena baginya  sehari semalam tak lebih dari satu jam. Setelah dikurangi mandi, ngeden di toilet, merokok, baca SMS, BB, WA, ngerumpi sama tetangga, melatih imajinasi dan lain-lain yang tak terduka.

"Abang: kita harus pergi, yang mau ngontrak sudah datang; nanti jangan lewat warung karena hutang belum saya bayar," istrinya bertimpalan kata dan air mata.

"Ya sudah, ayo kita pergi," sahut Alung. Lalu mereka pergi ke mana, entah diiringi lagu dangdut "Burung dalam Sangkar".

Itulah sepenggal cuplikan adegan dalam kronologi pertunjukan dalam naskah Alung karya Putu Wijaya yang disutradarai Adepura Indra. Selain bertindak sebagai sutradara, Ade juga memerankan tokoh Alung, dan diperkuat Rizkia Insani (Ega) yang berperan sebagai Istri Alung. Pertunjukan berdurasi maksimal 30 menit ini dipersembahkan Sanggar Mini Teater Rengat pada perhelatan tersebut.

"Kami akan mengadopsi lomba drapen ini untuk digelar pula di Riau. Targetnya bukan menang atau kalah, namun pembelajaran mendalami makna drapen itu sendiri, baik secara teknis pada ajang perlombaan ataupun tataran makna pertunjukannya," papar Adepura Indra yang juga jebolan ISI Jogjakarta ini.***

Laporan FEDLI AZIS, Pekanbaru

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook