Malam Bujang
:Nie Dori
Oi kawan,
ini tuak kudatangkan dari jauh
lebih jauh ketimbang masa muda yang tak
habis-habis
bikin kangen dan tangis
ciciplah sedikit
biar kedukaan itu ke dadaku.
Jika dadaku tak cukup kuat bagi dukamu
maka teriakan pada hening Kuantan
atau tebing dingin ini malam.
Lagi malam panjang
mata kailmu dan ikan-ikan
nasib baik siapa tahu
kita panen belido seukuran perahu
biar kukabarkan pada Munthe dan Kuntet
atau gadis yang kau kangeni itu
mereka yang selalu saja terlambat.
Atau biar kukabarkan pada apa saja
yang tak sekali-kali bicara
dan paham tentang cinta
sebab padanya
kau bebas bercerita
sebab murung dan duka
tak membawamu ke mana-mana.
Kuansing; 2016
Lukaku Berkata
Lukaku berkata
kataku berdarah
pada senyap ia bicara.
Kuajak lukaku itu bernyanyi
senyap ikut menari
kami begitu akbab
detak sepatu dan ingatan yang nyeri.
Lukaku berkata
kataku berlayar
mencari bandarnya sendiri.
Malam mendaki berat
puisi-puisi melipat diri dalam sekarat
tak kujumpai apa-apa lagi
kecuali lukaku sendiri.
Telah kukenal luka bertahun-tahun
serupa aku mengenal sakit pada lambung
juga kata-kata
yang tak lagi dapat menyampaikannya.
Sebab luka
sebab kata
senyap saja yang mampu memaknainya
sedang aku pelabuhan bisu
maka berlabuhlah kapalmu
gantikan lukaku.
Kuansing; 2016
Domba Kecil di Gurun
Kutabahkan kejadianmu
dalam peram cemasku
yang tetas dalam tanya itu
bagaimanakah andil Tuhan?
Sejauh mata memandang
terik gemerisik hari nyalang
membakar tanah gersang
mengubur hidup yang jalang.
Oi diriku
domba kecil di gurun
tersesat dan disesatkan
badai kehidupan.
Ketika udara masih kuhirup
merayap darahku dalam degup
segera aku tunduk
takjub dan takluk
ke kau telah kuserahkan.
Kuansing; 2016