Tua muda memang diajak untuk tidak diam. Semua harus berkarya. Setengah dipaksa melahirkan karya. Tidak hanya mewujudkan puisi di atas panggung dalam suatu rupa, tapi menuliskannya dalam teks yang sesungguhnya. Tentu dengan pengalaman dan pelajaran yang diperoleh selama perjalaan kenduri menjadi salah satu pewarnanya.
‘’Ini upaya mengangkat mereka yang berbakat untuk lebih mau menulis puisi.’’ Begitu kata Kunni Masrohanti, penggagas sekaligus pemimpin KSRS.
Tersebab Kenduri Puisi hanyalah sebuah jalan, maka ia bukanlah ujung jalan yang dituju. Ada keinginan lain yang tersembunyi di balik kenduri itu. Seperti bono yang merupakan puisi alam tiada henti, keinginan melahirkan penulis-penulis puisi baru juga menjadi cita-cita meski kelahiran penulis tidaklah bisa dipaksa.(jefrizal/fed)