Tahap Dua
kupunya yang dulu merahmu
yang tertatih membuang muka.
tak sadar menyapa lelumpur yang
menyudut gumpalan perasaan.
rasanya aku lelah membagi kupunya cinta
tapi engkau tanggunganku
yang tak balaskan kasih.
akhir minggu pun kau tak punyaku lagi.
di mana kan kutemukan gejolak mawar itu. apakah masih tersimpan
dalam pakaianmu yang bersurut mata? atau kepalan rayu
yang berilusi sulamnya sunyi. mungkinkah kau serahkan seribu
kupu-kupu mengapung bunga jantannya.
“bisakah kau kembali?”
kehidupanku bak air pasang. tak seperti hidupmu.
yang tak bertampang bukan kenangan
duka selalu mengeja arti
yang kupunya dulu.
2016
Rasa Petang Ini
petang, hatiku mulai kau gaungkan gara-gara sup rumput
laut mengaduk isi perut. di sepanjang jalanan yang berimbun
penumpang.
di mata yang memerah mulai kering kerontang, ba’da
asar pun menenggelamkan kejantananmu di dalam
keheningan dan kesiur angin.
takkan aku biaskan kau melenyap bersama senja
takkan ingin aku belahkan dengan kesedihan. takkan ada
aku biarkan kau lenyap.
kegirangan menumpuk dalam bakul, serukan cerita petang ini.
kau tampak memekarkan sorotan lesung pipi itu. menyatakan
sabda lewat sahutan mata. menelanjangkan rasa yang bermuara
di petang ini.
2016
Irda Yanti, penyuka puisi dan cerpen. Aktif di forum diskusi Brillian English Club MAN Selatpanjang, serta tergabung dalam wadah menulis kreatif Komunitas Cahayapena Selatpanjang. Masih duduk di bangku kelas XI IPA 1 MAN Selatpanjang.