SAJAK

Sajak-sajak Sutirman Eka Ardhana

Seni Budaya | Minggu, 21 Februari 2016 - 01:51 WIB

BAGIKAN



BACA JUGA


Pelabuhan

Di pelabuhan itu, masih ada yang tertambat

mungkin kenang, atau sebaris catatan

dan, camar-camar terbang pulang.

Aku pun sibuk mencari, warna selendangmu

yang melambai dikibaskan angin

di dalam tas kembaraku.

Sampai hari ini tak pernah kutahu

apakah deru laut, debur gelombang

yang menyapa kapal-kapal dan pantai

nyanyinya masih seindah dulu.

Kadang aku berharap, suatu petang

engkau berjalan ke ujung pelabuhan

menunggu kapal-kapal datang.

Dan, kadang aku berharap, ada lagu

dalam debur gelombang

memanggil pulang.

Kadang aku berharap, setiap saat

bisa menambatkan rindu

di pelabuhan itu.

2016

Deru Laut

Deru laut itu seperti tak pernah berhenti

bernyanyi. Seperti lagu-lagu yang sering

dinyanyikan ketika memandang malam

di beranda rumah.

Seperti laut, malam pun tak pernah berhenti

mengirimkan angin. Lalu, angin bergegas

mengirim risik daun, menyapa lelaki

yang rindu pulang.

Deru laut itu seperti tak pernah berhenti

bercerita tentang pelabuhan, dan Bengkalis

yang tak pernah bosan mengirim kenang.

2016









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook