10 Menit untuk Percakapan
hanya punya waktu
10 menit saat petang
minum teh di bawah pohon
dan taman basah oleh hujan
hanya 10 menit untuk
jumpa dan berbincang,
katamu suatu masa
sejak itu aku menanti
10 menit keramat itu
kujagai jam agar berdentang
saat 10 menit dijanjikan
jam yang tak pernah ingkar
kecuali gempa dan petaka
lalu aku datang pada
10 menit yang berdentang
saat engkau pualam
dan langit benderang
di bawah pohon, ah tidak,
aku sudah jauh dari dunia anakanak
bermain gobaksodor di bawah purnama
berlari umpet-umpetan di balik pohon
tapi, 10 menit itu tak juga menghampir
aku lupa pada jadwal, dan kau sibuk
menata diri; mengunjungi keramaian
di mana 10 menit berlalu?
pasir pantai tak memberi halaman
untuk kutulis nama dan pertemuan
bahkan, kertas buku yang
menulis puisiku di pasir bogak
hanya sejenak bergolak
lalu tersapu ombak
6-9 Desember, 2015
Isbedy Stiawan ZS, lahir dan besar di Tanjungkarang, Lampung. Karya-karya sastranya terhimpun dalam sejumlah buku tunggal dan bersama. Buku terbaru kumpulan cerpen Perempuan di Rumah Panggung, dan buku puisi Menuju Kota Lama yang memenangkan sayembara buku puisi Hari Puisi Indonesia 2014. Buku puisi terbarunya Pagi Lalu Cinta dan Perjalanan Sunyi.