ROKAN HULU (RIAU POS.CO) -- Tahun ini, Kabupaten Rokan Hulu mendapatkan kuota seluas 2.000 hektare bantuan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang merupakan dana hibah dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS).
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Rohul, CH Agung Nugroho STP saat dikonfirmasi Riau Pos, Rabu (12/2). Bantuan dana untuk PSR tersebut diprioritaskan untuk petani sawit swadaya.
Untuk itu, Disnakbun mengimbau kepada petani kelapa sawit swadaya khususnya di Rohul, baik melalui kelompok tani maupun koperasi, yang memiliki kebun sawit sudah tua atau tidak produktif lagi bersiap. Sebab mereka berpeluang mendapatkan bantuan program PSR tersebut.
Dijelaskan Kadis, Disnakbun telah melakukan sosialisasi dan menyurati 16 camat se-Kabupaten Rohul termasuk kepala desa, agar menyampaikan kepada masyarakat atau petani kelapa sawit. Terutama bagi petani yang memiliki kebun kelapa sawit yang sudah tua, agar diremajakan melalui bantuan program PSR dari BPDP-KS.
Diakuinya pula, pemerintah daerah melalui Bupati Rohul dalam setiap kesempatan menghadiri acara, juga telah menyampaikan dan mendorong kepada kelompok tani atau koperasi untuk melakukan persiapan peremajaan atau disebutkan juga replanting.
Sehubungan dengan itu, pihak Disnakbun meminta petani dapat memanfaatkan bantuan PSR sebaik-baiknya. Karena program PSR dinilai sangat membantu petani dalam mengurangi pembiayaan yang dikeluarkan saat melakukan peremajaan sawit dan meningkatkan kesejahteraan petani.
"Bantuan PSR merupakan dana hibah dari BPDP-KS, langsung disalurkan melalui rekening koperasi dan kelompok tani setelah melalui progres pekerjaan di lapangan. Setiap petani kelapa sawit akan mendapatkan bantuan Rp25 juta per hektare. Dan setiap KK maksimal mendapatkan bantuan untuk 4 hektare dalam peremajaan kelapa sawit," ujar Agung.
Mekanismenya, koperasi atau kelompok tani yang ingin mendapatkan bantuan program PSR, mengajukan proposal ke Disnakbun Rohul. Kemudian pihak dinas akan menereskan ke Pemprov Riau untuk dilakukan diverifikasi. Setelah itu baru disampaikan ke Dirjenbun Kementerian Pertanian RI untuk mengajukan dana hibah ke BPDP-KS.
Agung menjelaskan, bantuan dana PSR sebesar Rp25 juta per ha itu, akan digunakan mulai dari penebangan hingga penanaman, termasuk pengadaan bibit sawit. Jika dihitung total biaya untuk peremajaan sawit hingga menghasilkan selama kurang lebih 4 tahun, akan menghabiskan dana sekitar Rp58 juta.
Kemudian untuk kekurangan dana sekitar Rp33 juta, koperasi atau koptan harus melakukan kerja sama dengan pihak bank yang ada di Rohul, seperti BRI, BNI, Mandiri maupun Bank Riau. Nantinya koperasi atau koptan yang menentukan bank yang akan diajak kerja sama.
Diakuinya, pada tahun 2019, Rohul mendapatkan kuota bantuan PSR dari BPDP-KS seluas 1.776 hektare.(zed)
Laporan Engki prima Putra, Pasirpengaraian