ROKAN HILIR (RIAPOS.CO) - Menyikapi aspirasi yang disampaikan mahasiswa dari Kecamatan Pasir Limau Kapas (Palika) mengenai terjadinya kenaikan harga tiket feri angkutan penumpang dengan rute Bagansiapiapi-Panipahan (PP), Dinas Perhubungan (Dishub) Rokan Hilir (Rohil) memanggil pengusaha angkutan tersebut.
Hal itu dikatakan Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Dishub Rohil Misnan, Kamis (15/9) di Bagansiapiapi.
"Ya pada Rabu (14/9) kemarin kami telah memanggil pihak pengusaha tersebut," kata Misnan.
Pihak yang dipanggil antara lain pengusaha Feri Sabar Jaya yang dipimpin Asiong. Pada pertemuan itu turut hadir Kadishub Budi Fitriadi SSos. Diketahui dengan harga tiket yang kini mencapai Rp140 ribu. Terjadi kenaikan harga sebesar Rp25 ribu dari ongkos sebelumnya.
Setiap menempuh perjalanan PP menggunakan bahan bakar sebanyak 25 jerigen dimana harga per-jerigen Rp340 ribu. Terdapat empat orang ABK dengan gaji sebesar Rp 300 ribu/orang dan ditambah gaji nakhoda.
"Dari pertemuan itu diketahui intinya setiap jalan, baik ada maupun tak ada penumpang diperlukan biaya Rp10 juta," kata Misnan. Meskipun untuk seat yang ada di feri sebanyak 100 namun untuk rata-rata perjalan selalu tidak penuh.
Selama ini pula terangnya ketika kenaikan harga bahan bakar dari Rp 6 ribu per liter menjadi Rp 7 ribuan per liter, pihak pengusaha tidak melakukan penaikan harga tiket. Ienaikan baru terjadi setelah harga bahan bakar berupa pertalite menjadi Rp10 ribu/liter.
Pertemuan tersebut sebagai sharing komunikasi menyikapi kondisi kenaikan harga tiket yang terjadi. Sebelumnya mahasiswa dari Palika mendatangi Kantor Dishub Rohil dan mendesak agar kenaikan harga tiket fery tersebut dikaji ulang, Rabu (14/9).
Harga tiket diketahui telah naik per 10 September lalu, di mana untuk rute Panipahan-Bagansiapiapi PP yang sebelumnya Rp115 ribu, kini menjadi Rp140 ribu. Sedangkan untuk rute Panipahan-Tanjung Balai Asahan sebelumnya Rp 155 ribu menjadi Rp180 ribu.
Selain masyarakat umum, kalangan pelajar dan mahasiswa dari Kecamatan Palika turut merasakan dampaknya. Ini mengingat sebagian besar mereka kuliah di Pekanbaru maupun ke Sumut. Angkutan feri tersebut merupakan salah satu moda transportasi yang mereka pergunakan.
"Kami minta dikaji ulang kenaikan harga tiket di tengah kondisi perekonomian masyarakat yang terjadi saat ini," kata Ketua Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Palika (HPPMP) Pekanbaru, Akas.
Senada dengan itu, Presma Persatuan Pelajar Mahasiswa (Perpem) Rohil mengharapkan agar pihak pengusaha tidak serta merta menaikan harga tiket tanpa koordinasi dengan pemerintah melalui pihak terkait.
"Kami juga tidak menyalahi terkait kenaikan harga tiket ini. Hanya saja di sisi ekonomi masyarakat hari ini perlu kiranya pihak pengusaha melakukan rapat koordinasi dengan pemda. Sehingga keputusan yang diambil telah melibatkan berbagai pihak dan dikaji secara matang," katanya kemarin.(adv)