Bukan Sekadar Seremonial

Riau | Rabu, 31 Juli 2019 - 11:24 WIB

Bukan Sekadar Seremonial
Ketua DPRD Bengkalis H Abdul Kadir SAg didampingi para wakil ketua, Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi dan Bupati Bengkalis Amril Mukminin, mengetukkan palu pertanda pembukaan Rapat Paripurna Istimewa Hari Jadi Ke-507 Bengkalis, Selasa (30/7/2019).

(RIAUPOS.CO) -- Hari jadi ke-507 Bengkalis bukanlah semata-mata mengenang dan berbagi cerita. Bukan sekadar bergembira atau sekadar seremonial belaka. 

Tapi lebih dari itu, merayakan hari jadi momentum strategis melakukan kilas balik derap pembangunan yang telah dilakukan. Kemudian melihat laju pembangunan tengah berjalan untuk direncanakan di masa datang. 


Pernyataan ini disampaikan Ketua DPRD Bengkalis H Abdul Kadir SAg saat menyampaikan pidato di Rapat Paripurna Istimewa Hari Jadi Bengkalis Ke-507 di Ruang Sidang Kantor DPRD Kabupaten Bengkalis, Selasa (30/7). Dikatakan Abdul Kadir, penetapan hari jadi Bengkalis tanggal 30 Juli 1512 merupakan sebuah ketetapan yang sudah dikukuhkan dengan keputusan DPRD Kabupaten Bengkalis Nomor 08/Kpts/DPRD/2004. Kemudian dituangkan kembali dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 20 Tahun 2004, tanggal 28 Juli 2004. Selanjutnya diundangkan di dalam Lembaran Daerah. 

Dengan hari jadi ini, kata dia di depan anggota DPRD, Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi, Bupati Bengkalis Amril Mukminin dan tamu undangan lainnya, setiap generasi harus menciptakan sejarahnya sendiri. “Itu merupakan kewajiban hidup dan rasa kemanusian kita,” jelasnya. 

Kadir mengulas juga, bahwa para pejuang masa lalu telah diketahui segala kiprahnya. Para pejuang memberikan jiwa raganya, kemampuan serta mewariskan segala yang tak ternilai harganya. “Tentu sejarah masa depan yang harus kita ukir. Bukanlah sejarah perang, tetapi sebuah sejarah berisi buah kerja keras untuk memakmurkan tanah, meninggikan derajat negeri dan memuliakan kehidupan,” jelas Kadir lagi. 

Dalam pidatonya juga menegaskan agar generasi sekarang jangan sekali tidak menghormati sejarah. Sebab hari ini berpangkal dari masa lalu. Seperti dikatakan Bung Karno, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Barang siapa melupakan sejarah akan berdiri di atas vacuum. Akan berdiri di atas kekosongan. 

Sejarah memberikan pijakan yang kokoh dalam berpikir dan bertindak. “Jika kita mengabaikan sejarah maka kita akan ditelan masa depan,” kata anggota DPRD dari Fraksi PAN ini lagi. 

Memperingati hari jadi ini juga menjadi pijakan setiap orang untuk berguru dan memperbaiki keadaan. “Jika sejarah mengabarkan tangisan kepedihan, maka kita hari ini harus menggantikannya dengan tawa kebahagiaan. Jika sejarah menyebutkan perpecahan maka hari ini kita merekat persatuan dan persaudaraan,” ucap Kadir. 

Kemudian jika sejarah mengabarkan kegemilangan maka hari ini tugas semua melanjutkan kegemilangan tersebut. Tugas semua pihak menggemakan ke ceruk-ceruk negeri. 

Di sidang paripurna istimewa itu kemarin juga dijelaskan bahwa Kabupaten Bengkalis saat ini sebuah negeri yang terus berbenah dan begerak maju. Tanah Jelapang padi ini mencoba menghala sebuah kurun kegemilangan, menuju sebuah zaman yang diimpikan. “Menuju negeri yang makmur dan sejahtera. Negeri yang gemilang dan penuh kemuliaan. Negeri yang meletakan kebaikan dan kemashalatan rakyat sebagai julang dan mahligai perjuangan,” jelasnya. 

Yang patut disyukuri, Allah telah menganugerahi negeri ini dengan sumber daya yang luar biasa. Baik dari perut bumi, daratan, maupun lautan.” Dengan sumber daya inilah mimpi untuk membuat negeri terbilang dan makmur,” harapnya. 

Dia juga mengingatkan agar pemimpin bermufakat untuk maslahat. Para peneraju saling setuju dan bersungguh memberikan keadilan kepada rakyat. Sedangkan rakyat mendukung serta memberikan kesetiaan kepada pemimpin.”Insyaallah negeri ini mendapat berkah,” kata Kadir di depan tamu yang hadir, juga mantan Bupati Bengkalis Azali Djohan, Fadlah Sulaiman dan Syamsurizal. 

Bupati Bengkalis dalam pidatonya mengucapkan terima kasih, apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada tokoh-tokoh yang telah berjasa baik moril maupun materil dan pengorbanan besar dalam merumuskan hari jadi Bengkalis. 

Menurut dia, rapat paripurna istimewa merupakan puncak apresiasi daerah. Terutama terhadap sejarah perjuangan Bengkalis 30 Juli 1512 lalu. “Hari jadi ini mengingatkan bahwa Bengkalis merupakan bagian integral perjuangan putra putri terbaik di tanah Terubuk. Berjuang bersabung nyawa melawan keangkuhan Portugis saat itu,” jelas Amril Mukminin. 

Amril Mukminin mengatakan, semangat perjuangan itulah terpatri di dalam hati semua masyarakat Bengkalis saat ini. Semangat tak pernah pudar. “Kita akan terus membangun dan bekerja keras mewujudkan negeri ini menjadi pusat pemerintahan, pusat pendidikan dan pusat pengembangan budaya Melayu serumpun,” kata Amril Mukminin lagi. 

Hari jadi Bengkalis juga sebuah inspirasi dan motivasi untuk berkarya dan berprestasi. Terpenting tetap menjaga persatuan dan kesatuan. “Jangan mau diadu domba apalagi dibenturkan. Terpenting itu mari bekerja produktif untuk meraih cita-cita untuk terwujud negeri maju dan makmur,” tegasnya. 

Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi dalam kesempatan itu juga menyampaikan pidato, menurut dia Bengkalis telah mampu menunjukkan prestasi pembangunan yang signifikan. Saat ini Bengkalis terus maju dan makmur. “Jadi cocok tema yang dibuat. Dengan hari jadi ke-507 Bengkalis, kita tingkatkan semangat kerja menuju Bengkalis maju dan makmur,” jelas Syamsuar. 

Dikatakannya, Bengkalis merupakan pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Memberikan sumbangaih besar untuk Provinsi Riau dan nasional. Bengkalis menyumbangkan ekonomi di bidang Migas, sektor perkebunan sawit dan sektor lainnya. 

Diyakini Gubri, perubahan zaman telah membuat Kabupaten Bengkalis mengangkat potensi-potensi lainnya selain sektor migas. Sektor perkebunan, pertanian dan perikanan menggeliat di Kabupaten Bengkalis. 

Syamsuar juga mengatakan Bengkalis memiliki pula ragam pariwisata. Baik itu wisata alam, wisata religi, wisata sejarah dan kulinernya. 

Pemerintah Provinsi Riau berupaya memberikan dukungan kepada Kabupaten Bengkalis dalam menjalankan program kerjanya. Termasuk target sumbangan pertumbuhan ekonomi Bengkalis untuk Riau yang sebesar 1,05 persen pada 2020. Indeks pertumbuhan pembangunan manusia sebesar 72,82 persen, tingkat kemiskinan 6,50 persen dan tingkat pengangguran terbuka 8,22 persen. 

Dikatakan Syamsuar, Pemerintah Kabupaten Bengkalis dapat bekerja semaksimal mungkin dengan melakukan perencanaan yang matang serta disusun dengan menganalisis pemenuhan dan capaian target yang dimaksud target tersebut tentu dapat membantu tercapainya kinerja pemerintah Provinsi Riau. 

Dia juga mengingatkan, untuk dapat terus mengantisipasi gejolak yang senantiasa muncul di masyarakat yang dapat mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban. Selanjutnya untuk dapat selalu meningkatkan dan berinovasi dalam melaksanakan pelayanan publik. 

“Melalui hari jadi yang ke-507 Kabupaten Bengkalis ini, mari kita optimalkan kebersamaan dalam menyongsong Kabupaten Bengkalis yang maju dan makmur di masa kini dan yang akan datang,” harapnya.

 Mantan Bupati Bengkalis Syamsurizal menegaskan bahwa hari jadi Bengkalis menandakan bahwa Bengkalis pernah gemilang dulunya. Mengapa titik tolak diambil 30 Juli 1512, karena disitulah awal perlawanan masyarakat Bengkalis terhadap penjajahan Portugis. 

Dimasa dia jadi bupati menggali sejarah kegemilangan Bengkalis dan didapat titik kesepakatan tanggal 30 Juli 1512. “Alhamdulillah ditetapkan sebagai perda dan jadi tolak ukur perayaan hari jadi Bengkalis,” jelasnya. 

Melihat perkembangan Bengkalis, hingga saat ini terus mengalami kemajuan yang pesat. “Semoga Bengkalis maju dan makmur seperti yang dicita-citakan,” harap Syamsurizal. 

Sementara itu mantan Wakil Bupati Bengkalis Riza Fahlevi mengatakanPeringatan Hari Jadi Bengkalis bukan setumpuk narasi yang berkisah tentang hari lahir kabupaten atau hari lahir kota atau hari lahir pulau. Tetapi tentang cara mengingat bahwa negeri ini pernah melewati masa-masa gemilang dan juga fasa suram tentunya. Sebagai sebuah kawasan, Bengkalis sempat menjadi pusat perdagangan, pusat pertahanan dan pusat pentadbiran silih berganti oleh Melaka, Portugis, Aceh, Johor, Siak, Belanda, Jepang dan Republik Indonesia. Serta pernah dilirik Jambi dan Inggris.

Selaku kawasan yang berada di titik episentrum perdagangan dunia di abad ke-15, Bengkalis memainkan peran sebagai hub (penghubung) bagi Melaka. Pelabuhan pendukung yang menghubungkan Melaka dengan pedagang-pedagang dari pedalaman Sumatera dan dari kawasan lain. Bengkalis adalah entreport bagi pedagang dari berbagai ceruk dunia. Berbagai komoditas dikumpul, ditukar dan diperdagangkan, lalu dibawa ke berbagai pelabuhan lain. Bahan pokok khususnya beras dari Jawa di tukar di Bengkalis dengan kain dan sutera lalu dibawa ke Melaka. Demikian juga lada hitam dari pedalaman Sumatera.

Ketika emas dan timah mulai ditambang di hulu Sungai Siak (Kabun, Kota Rena, Petapahan) di pertengahan abad ke-17, komoditi dagang ini menjadi primadona. Cukai yang diambil dari perdagangan emas dan perak oleh Syahbandar Johor di Bengkalis adalah penopang pemajuan Kerajaan Johor. Di kalangan pembesar Johor yang tergabung dalam Majelis Orang Kaya, Bengkalis dikenal sebagai “Negeri Jelapang Padi”, yakni sebuah vassal yang menjadi lumbung, menjadi sumber pendapatan bagi Johor (Andaya, 1975).

Demikian pula ketika candu mulai didagangkan. Hamilton dalam A New Account Of The East Indies(1930) menulis bahwa pada 1680, seorang pegawai VOC dari Melaka bernama Lucas berdagang candu di Bengkalis. Candu yang didagangnya ditukar dengan bijih emas (dust). Dalam kurun waktu sepuluh tahun ia mampu mengumpulkan 10 sampai 12 ton bijih emas dan ini setara dengan nilai 100.000 Pound Inggris. Candu dengan segala variannya suatu ketika dahulu menjadi komoditi primadona kawasan ini dan menjadi salah satu sumber pendapatan penting bagi Pemerintah Hindia Belanda.

Dikenal sebagai penghasil ikan terubuk (hingga hari ini walau dengan volume yang sudah jauh menurun), daerah ini menjadi buah bibir dan buah tangisan beruk bagi masyarakat dagang dunia.

Bengkalis adalah pelabuhan penyedia bagi bahan pokok dan penyedia kapal-kapal ukuran sedang yang dibutuhkan Melaka. Di sini juga sebagai tempat untuk memperbaiki jong dan geliung yang rusak ketika merempuh badai dalam perjalanannya ke Melaka.

Kedudukan strategis rantau ini sebagai wilayah persimpangan jalan laut antara dunia barat dan timur serta arah angin monsun yang berbeda di setiap musim menyebabkan kapal-kapal yang singgah berbeda di setiap musimnya. Ketika musim panas, angin bertiup dari barat ke timur, maka yang singgah adalah kapal dari Arab dan India. Setelah rantau ini terdedah dengan penguasaan bangsa Eropa, yang singgah di musim panas bertambah dengan kapal-kapal Portugis, Spanyol, Prancis, Inggris, Belanda dan beberapa negara lainnya. Sedang ketika musim hujan, angin yang bertiup dari timur ke barat, maka yang singgah adalah kapal-kapal dari China, Jepang, Ayuthaya (Siam) dan negeri-negeri timur lainnya. Tukang utas dan tukang timbal dari Bengkalis diakui kemahiran dan kehandalannya.

Ada setumpuk kisah lain yang bercerita tentang kegemilangan kawasan ini dan tentu juga tidak sedikit kisah-kisah pilu. Bengkalis yang selalu terbabit dengan setiap peristiwa sejarah di rantau Selat Melaka adalah saksi dari tingkah laku dan tabiat peneraju. Baik sebagai pelaku maupun sebagai pelengkap penderita.(adv)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook